Komentator di televisi pun ikut meluapkan kegembiraannya. Termasuk jutaan pasang mata yang menyaksikan langsung dari layar kaca. Timnas U-23 berhasil menyamakan kedudukan 2-2.
Sayangnya, Timnas U-23 harus tersingkir lewat adu penalti. Fano sendiri sukses menjalankan tugasnya.
Meski gagal, tapi kenangan gol penyama kedudukan di Cikarang akan selalu membekas. Nyaris sama seperti saat semifinal Piala AFF 2016 dimana Timnas jumpa dengan Vietnam.
Fano berhasil memaksa pemain Vietnam melakukan pelanggaran yang berbuah penalti untuk Timnas.
Indonesia butuh pemain dengan mental baja seperti Fano. Dan semoga saat dia diturunkan nanti, dia bisa menjawab bahwa kritikannya itu benar.