Sudah empat tahun berlalu, apa sih prestasi pelatih Shin Tae-yong yang sudah diberikan bagi Timnas Indonesia? Menarik untuk membahasnya.
Apa yang diharapkan dari sebuah klub atau pun negara saat menunjuk pelatih berkaliber untuk menjadi juru racik strategi? Jawabannya tentu saja prestasi.
Itulah yang diharapkan oleh Asosiasi Sepak Bola Tiongkok (CFA) ketika menunjuk Bora Milutinovic sebagai pelatih kepala Timnas Tiongkok pada tahun 2000.
Pelatih asal Serbia tersebut punya rekam jejak berhasil meloloskan 4 negara ke ajang Piala Dunia: Meksiko, Amerika Serikat, Nigeria, dan Arab Saudi.
Dan magis Bora Milutinovic ternyata berlanjut. Dirinya berhasil meloloskan Timnas Tiongkok ke ajang Piala Dunia 2002 di Korea Selatan-Jepang yang dalam perjalanannya berhasil menyingkirkan Timnas Indonesia.
Atas dasar itu juga Federasi Sepak Bola Filipina mengontrak pelatih berkaliber asal Swedia, Sven Goran-Eriksson, meski hanya dalam durasi 6 bulan pada 2018 untuk menangani Timnas Filipina.
Hasilnya lumayan, Timnas Filipina berhasil maju hingga babak semifinal Piala AFF 2018 meski kemudian hancur lebur di babak grup Piala Asia 2019.
Dan karena alasan prestasi juga, Timnas Indonesia menunjuk pelatih asal Korea Selatan, Shin Tae-yong, guna menangani Timnas Indonesia pada 2019.
Sebelum kedatangan Shin Tae-yong, Timnas Indonesia dalam keadaan hancur lebur. Dan saat penunjukkan dirinya, banyak yang pesimis.
Shin Tae-yong punya rekam jejak hebat sebagai pemain. Namun karena berita dan perkembangan sepak bola Korea Selatan tidak masuk ke Indonesia, berita tersebut hanya berlalu begitu saja.
Rekam jejak Shin Tae-yong sebagai pelatih tim nasional juga dianggap tidak terlalu menonjol. Publik Indonesia hanya tahu jika Shin Tae-yong bersama Korea Selatan berhasil mengalahkan juara bertahan, Jerman, dengan skor 2-0 dalam Babak Grup Piala Dunia 2018.
Korea Selatan sendiri tidak lolos ke babak gugur setelah hanya menempati peringkat ketiga di grup.
Atas dasar ini, wajar jika pecinta sepak bola tanah air meragukan kemampuan Shin Tae-yong.
