Dan kini waktu sudah berlalu. Belum ada Satupun persembahan prestasi yang diberikan oleh Shin Tae-yong.
Prestasi yang dimaksud disini tentu saja soal pencapaian berupa gelar juara. Karena wajar, jika yang diingat adalah hasil. Apalagi dalam sepak bola. Kita tidak bicara konteks Indonesia saja.
Hanya gelar runner up Piala AFF 2020 dan medali Perunggu SEA Games 2021. Tentu bukan hasil yang diharapkan oleh pecinta sepak bola tanah air.
Tapi jika melihat dari proses, progres Timnas Indonesia bersama Shin Tae-yong cukup berhasil.
Shin Tae-yong berani melakukan potong generasi dengan tidak lagi memanggil pemain-pemain yang sudah lama menjadi langganan di Timnas Indonesia.
Timnas Indonesia butuh tenaga baru. Yang cocok dengan gaya main ala sepak bola Asia.
Di tangan Shin Tae-yong juga, Timnas Indonesia kelompok umur bisa lolos ke ajang Piala Asia. Dan puncaknya, Timnas Indonesia bisa kembali berlaga lagi di Piala Asia pada tahun depan di Qatar.
Berkat Shin Tae-yong juga, Timnas Indonesia belum menelan kekalahan di kandang sendiri semenjak dirinya diangkat sebagai pelatih.
Rekor tersebut pecah saat Timnas Indonesia menyerah 0-2 dari Argentina pada 19 Juni 2023. Sebuah hasil yang boleh dibilang wajar mengingat peringkat kedua negara yang sangat jauh.
Sayangnya, Shin Tae-yong hidup dalam era sepak bola industri yang membutuhkan prestasi dengan segera.
Parahnya, Shin Tae-yong kadang tidak mendapatkan dukungan. Baik dari PSSI bahkan dari klub-klub Liga 1 dan kritik dari suporter.
Dengan sisa kontrak yang tinggal sebentar lagi berakhir, masih belum ada tanda jika Shin Tae-yong akan mendapatkan kontrak baru meski pada bulan Juni kemarin, Erick Thohir selaku Ketua Umum PSSI sudah memberikan kode kontrak Shin Tae-yong akan diperpanjang.
