Timnas Indonesia

Raih Hasil Satu Imbang dan Satu Kalah: PR Besar Menanti Shin Tae-yong

520
×

Raih Hasil Satu Imbang dan Satu Kalah: PR Besar Menanti Shin Tae-yong

Sebarkan artikel ini
Pr Shin Tae-yong
twitter/indotransfer

Untuk lini depan, mungkin semua sepakat jika butuh pemain nomor 9 klasik. Namun, Shin Tae-yong memang lebih menyukai tipe defensive forward yang mau menjemput atau merebut bola dalam garis tengah lapangan di area sendiri.

Hal tersebut tampak saat laga melawan Argentina kemarin. Dimas Drajad memang lebih sering ada di dalam area Timnas Indonesia ketimbang di garis tengah. 

Dimas Drajad sebenarnya pemain yang bagus. Sayang tampaknya cedera lutut masih mengganggu performanya. 

Pada menit akhir babak pertama, effort Dimas Drajad di sisi kanan nyaris berbuah gol andaikan Ivar Jenner mampu mengeksekusi umpannya dengan baik.

Selain itu Timnas Indonesia juga perlu pelapis. Duet Elkan Baggott dan Rizki Ridho sangat luar biasa dalam laga kontra Palestina dan Argentina.

Tapi bagaimana jika keduanya atau salah satunya cedera? Shin Tae-yong harus mencari pelapis yang sepadan.

Beberapa solusi bisa ditawarkan. Salah satunya adalah mempercepat naturalisasi pemain Grade A. 

Tapi di Liga 1 sendiri juga sebenarnya masih ada dan masih banyak yang layak 

Dengan jadwal Piala Asia yang tinggal 6 bulan lagi serta jadwal kualifikasi Piala Dunia 2026, Shin Tae-yong rasanya harus cepat-cepat mencari solusi. 

Masa depan lini belakang Timnas Indonesia tampak sangat cerah jika melihat duet Elkan Baggott dan Rizki Ridho dalam dua laga terakhir khususnya saat Timnas Indonesia berhadapan dengan Argentina.

Memang ada Asnawi Mangkualam yang bermain sangat disiplin, Shayne Pattynama yang terlihat gugup dalam debutnya namun tetap memperlihatkan gaya main yang spartan, serta Jordi Amat dengan segala pengalamannya.

Namun kredit khusus harus diberikan pada duet Rizki-Baggott. Terlebih, keduanya masih berusia muda, Rizki Ridho masih 21 tahun dan Elkan Baggott masih 20 tahun.

Terlebih, Rizki Ridho dan Elkan Baggott sudah dipasangkan bersama di lini belakang sejak di Timnas Indonesia U-20.

Chemistry keduanya kemudian terbentuk meski bisa jadi ketika keduanya terlibat dalam percakapan, kata yang keluar tidak lebih dari dua kalimat saja.