Persiapan timnas Indonesia menjelang Piala AFF U-23 bikin darah tinggi, baik para pelatih klub di Liga 1 maupun para pecinta sepak bola tanah air.
Pasalnya, beberapa pemain yang dipanggil oleh Shin Tae-yong merupakan pemain andalan di klubnya masing-masing.
Apalagi, Piala AFF bukanlah merupakan ajang resmi dari FIFA. Sehingga, klub tidak memiliki kewajiban untuk melepas para pemainnya ke tim nasional.
Persija Jakarta misalnya, pelatih Thomas Doll mengaku keberatan dengan pemanggilan dua pemain andalannya, yakni Rizky Ridho dan Witan Sulaeman.
Pasalnya, Persija sudah kehilangan dua bek andalannya, Muhammad Ferrari yang mengikuti pelatihan kepolisian, dan Hansamu Yama yang mengalami cedera.
Lagipula, tim berjuluk Macan Kemayoran saat ini sedang berada dalam tren positif di BRI Liga 1 musim ini. Mereka kini berada di pucuk pimpinan klasemen sementara.
Tarik menarik antara klub dan timnas ini juga membuat para pecinta sepak bola tanah air darah tinggi. Tentu saja, publik menuntut agar timnas Indonesia bisa bermain dengan kekuatan penuh.
Meski Piala AFF U-23 tidak termasuk dalam agenda prioritas, ajang ini tetap harus dimanfaatkan sebagai sarana uji coba menuju Piala Asia U-23 tahun depan.
Apalagi, kualifikasi Piala Asia U-23 hanya berlangsung sepekan setelah ajang Piala AFF U-23 berlangsung di Thailand.
Persiapan Piala AFF boleh singkat, tetapi kejuaraan ini harus jadi sarana pematangan sebelum kualifikasi Piala Asia U-23 2024. PSSI harus mampu meyakinkan klub agar bersedia melepas pemainnya.
Diplomasi PSSI, dalam hal ini melalui Badan Tim Nasional (BTN) sangat krusial. BTN harus bisa membesarkan hati klub agar melepas pemainnya, meski itu pasti menimbulkan risiko bagi klub.
Kualifikasi Piala Asia U-23 2024 akan berlangsung pada 6-12 September di Solo. Indonesia tergabung di Grup K bersama Turkmenistan dan Taiwan.
Akan menjadi aneh jika pemain yang dipanggil ke Piala AFF U-23 2023 dan Kualifikasi Piala Asia U-23 2024 berbeda.
Pasalnya, jika itu yang terjadi, maka Shin Tae-yong harus memulai dari awal dua kali dengan tim yang berbeda. Hal ini akan menyebabkan permainan timnas Indonesia menjadi tidak padu dan bisa bikin darah tinggi para penonton.
