Keuntungan lain dari taktik ini adalah absennya Messi. Messi adalah pemain yang selalu bisa keluar dari pressing.
Namun, ada lagi yang harus diwaspadai oleh Shin Tae-yong dan Timnas Indonesia jika menerapkan taktik ini. Argentina masih punya Enzo Fernandez dan Giovani Lo Celso yang punya kemampuan untuk memecahkan pressing ketat ini.
Dan Scaloni bukan pelatih kacangan yang tidak bisa tampil adaptif menghadapi berbagai macam taktik.
Argentina sendiri biasanya memakai formasi 4-3-2-1. Namun di lapangan, Scaloni mampu menginstruksikan ke pemainnya untuk bisa berubah formasi.
Seperti saat melawan Belanda di Piala Dunia 2022, Argentina berubah formasi menjadi 3-5-2. Dan saat menghadapi Kroasia, Argentina terlihat memakai formasi 4-4-2 tanpa sayap di tengah.
Dan bisa saja Scaloni juga menerapkan taktik pressing tinggi untuk meredam serangan Timnas Indonesia yang kerap menggunakan umpan-umpan pendek dalam membangun serangan.
Taktik pressing tinggi ini juga membutuhkan stamina yang tinggi. Pemain Timnas Indonesia kerap bermasalah dengan ini. Kelemahan ini bukan tidak mungkin akan dimanfaatkan oleh Scaloni.
