Sepakan

Sudahlah, Sepakbola Bukan Untuk Indonesia

142
Sepakbola Bukan Untuk Indonesia

Sungguh. Sebenarnya beberapa tahun belakangan sepakbola Indonesia sedang menuju arah yang positif. Liga 1 semakin kompetitif dan mampu menarik minat beberapa pemain asing khususnya dari negara-negara Eropa Barat yang sebelumnya enggan melirik kompetisi Indonesia.

Saat ini ada beberapa pemain Belanda, Jerman, Spanyol, dan terbaru Swiss semakin menambah khazanah sepakbola Indonesia yang biasanya dihiasi oleh pemain-pemain dari Balkan atau Eropa Timur.

pun mampu menarik pelatih kelas Eropa. misalnya. Dia datang dengan curriculum vitae yang lumayan mentereng.

Tapi lagi-lagi dan selalu saja datang badai. Luis Milla misalnya, harus hengkang karena tidak ada kejelasan soal kontrak dan dianggap gagal. Padahal selama ditangani dia, ada peningkatan bagi Timnas.

Lalu untuk kompetisi. Saat semuanya berjalan lancar, tiba-tiba datang pandemi. Kompetisi harus terhenti hingga dua tahun. Dan baru bergulir lagi pada 2021. Kini saat semuanya berjalan lancar, lagi-lagi muncul tragedi.

Dan kemarin, Timnas berhasil memperbaiki peringkat FIFA dengan mengalahkan dan menahan imbang Burundi dalam dua pertandingan.

Tapi kabar gembira tersebut segera terlupakan oleh kabar dicoretnya Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20.

Ada apa Indonesia dengan sepakbola? Apakah memang tidak berjodoh?

Sepakbola merupakan olahraga nomor satu di dunia. Tak terkecuali di Indonesia. Sepakbola selalu dimainkan. Kompetisi rutin digelar. Bahkan di kampung. Tiap daerah di Indonesia punya ciri khas melahirkan pemain hebat di posisinya masing-masing.

Sumatera Utara dan Bali misalnya, selalu rajin melahirkan kiper-kiper hebat. Jawa Barat tak pernah kekurangan bek tangguh. Jawa Timur tempat lahirnya penyerang haus gol. Sulawesi tempatnya para gelandang.

Maka sungguhlah heran, kenapa negara ini tak pernah bisa unjuk gigi di pentas dunia. Tidak usah jauh-jauh, di kawasan regional ASEAN saja, Indonesia tak pernah jadi juara. Mentok hanya runner up.

Ada yang mengaitkan hal ini dengan negara yang pernah menjajah Indonesia, yakni Belanda. Belanda juga pernah 3 kali menjadi runner up Piala Dunia. Tapi ingatlah, Belanda pernah merasakan gelar Piala Eropa 1988. Dan membandingkan sepakbola Indonesia dengan Belanda bagaikan membandingkan langit dengan kerak neraka.

Exit mobile version