Sepakan

Mengungkap Fakta Kontroversi: Pesepakbola dan Lingkaran Jerat Narkoba

112
×

Mengungkap Fakta Kontroversi: Pesepakbola dan Lingkaran Jerat Narkoba

Sebarkan artikel ini
Pesepakbola dan Lingkaran Narkoba
tangkapan layar Youtube Sport77

TIMNAS.CO – Legenda tim nasional Indonesia, pernah mengeluarkan pernyataan yang mengundang kontroversi pada 2021 lalu. 

Dalam sebuah acara podcast, penyerang yang enggan memakai pelindung tulang kering saat bermain tersebut menyatakan bahwa pada final SEA Games 1997, sebenarnya Timnas memang sengaja mengalah dari Thailand. 

Ini dikarenakan, para pemain sudah takut duluan karena kabarnya, usai pertandingan akan ada tes doping. 

Menurutnya, skuat adalah skuat terbaik. Namun jika berhasil juara dan ketahuan memakai doping, dalam hal ini yang dimaksud Rochi adalah narkoba, para pemain jadi ketakutan dan malu. Akhirnya sengaja kalah.

Dari pengakuan Rochi, hampir semua pemain skuat 1997 adalah pemakai. Dirinya juga menyebut kebiasaan pemain Timnas lainnya yang gemar mabuk-mabukan, termasuk dirinya.

Pernyataan Rochi tersebut langsung dibantah oleh Kurniawan Dwi Julianto. Menurutnya, pemain saat itu tidak tahu menahu soal masalah tes doping. Lagipula, selalu ada tes acak tiap kali pertandingan.

Kurniawan Dwi Julianto sendiri juga menyerahkan sepenuhnya pada masyarakat untuk menilai.

Kurniawan Dwi Julianto sendiri memang pernah tersandung masalah penyalahgunaan obat-obatan terlarang.  Bahkan sampai dua kali. Yang pertama pada tahun 1997. Dan yang kedua adalah pada tahun 2000 saat dirinya membela PSM Makassar.

Tidak hanya dirinya, namun Mursyid Effendi juga dituduh terlibat menggunakan narkoba jenis sabu-sabu. Namun tidak ada kelanjutan dari kasus yang terakhir karena keduanya dinyatakan bersih.

Selain Kurniawan dan Mursyid Effendi yang berlabel pemain tim nasional, Isnan Ali dan Ali Sunan yang juga pernah membela Timnas juga tersandung masalah yang sama. Isnan Ali pada tahun 2013 dan Ali Sunan pada 2012.

Penyerang Timnas Sea Games 2009, Andhika Yudistira Lubis sebenarnya punya masa depan yang cerah bersama PSMS Medan. Sayang dirinya diciduk polisi karena kepemilikan pil ekstasi pada 2013. Dirinya mendapat hukuman 9 bulan penjara dan namanya tidak terdengar lagi.