Sepakan

Duh! Sepakbola Indonesia dan Mimpi Piala Dunia U-20 yang Pupus

108
×

Duh! Sepakbola Indonesia dan Mimpi Piala Dunia U-20 yang Pupus

Sebarkan artikel ini
Sepakbola Indonesia dan Piala Dunia U-20
Skrinsut FIFA

Meski sudah mempersiapkan diri untuk mendengar kemungkinan terburuk, meski sudah ikhlas dengan keputusan yang ada, namun tetap saja mendengar kabar secara resmi telah mencabut Indonesia sebagai tuan rumah ajang .

Lagu serta video musik “Glorious” akan menjadi artefak. Bacuya, si Badak Bercula Cahaya akan kembali ke alam. Dan siapapun yang menyimpan contoh merchandise si Bacuya mungkin bisa menjualnya dengan harga mahal di kemudian hari. Ya daripada disimpan hanya akan menambah rasa sesak di dada.

Dan yang paling hancur mungkin adalah harapan para tunas muda Garuda yang bermimpi untuk bisa berlaga di ajang sekelas Piala Dunia. Kini mereka harus mengubur dalam-dalam mimpi mereka.

Bayangkan, Indonesia selalu bermimpi bisa main di Piala Dunia. Bahkan ketika ada kesempatan lewat jalur tuan rumah, nyatanya Indonesia terpaksa harus bermimpi lagi.

Mungkin saat ini klub-klub di Liga 1 juga sedang menyerapah. Terutama bagi mereka yang terpaksa mengungsi karena markas mereka harus direnovasi.

Ini adalah karma.

Ya. Sama sekali tidak salah jika sebagian besar publik mengatakan hal demikian. Kita semua tahu bagaimana para pihak yang mengurus segala permasalahan sepakbola di negeri ini dalam menangani Tragedi Kanjuruhan. Saat 135 nyawa harus meregang. 

Bahkan ketika diminta pertanggung jawaban dengan mundur, mereka dengan angkuh menjawab enak saja mundur.

Dan mereka menyalahkan angin.

Kini angin dengan santainya berhembus, membawakan kabar tentang pembatalan Piala Dunia di Indonesia. Angin saja mengejek.

Dan karma juga berlaku bagi mereka yang berjanji ini itu. Mulai dari diteruskannya lagi Liga 2 dan Liga 3 serta penerapan VAR dalam kompetisi Liga 1. Namun rupanya mereka lupa dengan janjinya dan menggunakan tameng “Piala Dunia” sebagai alasan. 

Ini juga karma bagi mereka yang mencoba menunggangi isu konflik di negara Timur Tengah demi ambisi di tahun 2024 nanti.

Tidak ada yang menjadi pahlawan. Semua menjadi pecundang. 

Dan yang benar-benar menjadi pecundang akibat ulah mereka adalah sepakbola Indonesia.