Timnas.co – Argentina juara Piala Dunia 2022 Qatar, usai menghentikan perlawanan Prancis di babak final lewat drama adu penalti, dan karir Lionel Messi: Sempurna.
Hasil ini menyempurkan karir sang mega bintang, Lionel Messi. Sekaligus mengakhiri perdebatan mengenai Messi dan rival abadinya Cristiano Ronaldo.
Trophy Piala Dunia menjadi satu-satunya impian bagi Messi dan Ronaldo. Mengingat semuanya telah mereka raih dan sangat sulit untuk disamai oleh pemain manapun.
Piala Dunia 2022 dimungkinkan menjadi piala dunia terakhir bagi mereka di usia yang mendekati pensiun.
Akhirnya, Lionel Messi yang mampu meraih puncak tertinggi kejuaraan sepak bola dunia itu.
Peraih 7 kali Balon d'Or itu menutup segala pencapaiannya dengan paripurna. Trophy Piala Dunia kini menjadi pembeda ia dan Ronaldo.
Keberhasilan Argentina juara Piala Dunia 2022, peran Messi sangatlah vital dan sempurna.
Mulai babak penyisihan, 16 besar, perempatfinal, semifinal, hingga babak final Messi tak pernah absen mencetak gol.
Messi juga berkontribusi besar pada hampir semua gol Argentina. Tak heran jika dia dinobatkan sebagai pemain terbaik Piala Dunia 2022, Qatar, dan berhak mendapatkan bola emas.
Khusus di Timnas Argentina, Messi pun kini telah mencetak total 13 gol dari 5 edisi Piala Dunia yang diikutinya.
Hal ini mengantarkan Messi menjadi top skor sepanjang masa Argentina di Piala Dunia. Melewati para pendahulunya yakni Diego Maradona dan Gabriel Batistuta.
Melawan juara bertahan Prancis, Minggu (18/12/2022) malam WIB, Argentina langsung menggebrak di awal laga.
Penampilan impresif Messi ditambah adanya Angel Di Maria yang terus menggedor pertahanan Prancis, membuat babak pertama menjadi milik Albiceleste.
Menit ke 23 Messi membuka asa. Gol pertama Argentina ia lesakkan lewat tendangan penalti, setelah sebelumnya Di Maria dijatuhkan di kotak terlarang.
Menit 36 giliran Di Maria yang kembali membuat jala gawang Hugo Lloris bergetar. Sepakan kaki kirinya tak mampu ditepis kiper Tottenham Hotspur itu.
Babak Kedua Argentina vs Prancis
Hingga pertengahan babak kedua berjalan, Prancis tak mampu mengembangkan permainan. Mereka terlihat tak seperti biasanya.
