Sebaliknya Argentina dengan mudah mendapat peluang berbahaya. Parahnya lagi, Prancis baru bisa mendapat tembakan ke gawang di menit 70.
Situasi ini membuat pelatih Prancis Didier Deschamps memutar otak.
Ia langsung memasukan tenaga-tenaga muda seperti Camavinga, Kingsley Koman, dan Youssouf Fofana. Menyusul Marcus Thuram dan Kolo Muani yang sudah dimasukan lebih dulu di akhir babak pertama.
Olivier Giroud, Antoine Griezmann, Ousmane Dembele, hingga Theo Hernandez yang tampil buruk langsung ditarik keluar.
Di sisi lain, Argentina yang sudah di atas angin, menarik Di Maria dan memasukkan pemain yang cenderung lebih bertahan, Acuna.
Pergantian pemain yang dilakukan kedua tim pun membuat pertandingan berubah.
Prancis mampu menyamakan skor lewat dua gol cepat Mbappe menit ke 80 dan 81.
Pertandingan berakhir imbang dan harus dilanjutkan dengan babak pertambahan waktu.
Di babak kedua babak pertambahan waktu, Lionel Messi kembali membuat seisi stadion bergemuruh.
Pemain Paris Saint-Germain (PSG) ini kembali mencetak gol menit ke 108, usai menyambar bola muntah hasil tendangan Lautaro Martinez yang diblok Lloris.
Kemenangan di depan mata Argentina kembali sirna. Mbappe mencetak Hat-trick lewat titik putih dua menit menjelang laga berakhir.
Skor imbang 3-3 memaksa pertandingan harus dilanjutkan dengan babak adu penalti.
Kiper Argentina Emiliano Martinez kembali menunjukkan kelasnya sebagai kiper spesialis adu penalti.
Ia sukses menggagalkan eksekutor Prancis, Kingsel Koman. Sementara satu penendang lainnya, Aurelien Tchouameni tendangannya melebar ke sisi kiri.
Sementara Argentina, empat eksekutornya sukses menjalankan tugas. Skor kemenangan 4-2 Argentina mengantarkan Messi dkk ke podium juara satu turnamen empat tahunan ini.
