Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Dito Ariotedjo meninjau renovasi Stadion Kanjuruhan di Kabupaten Malang, Jumat (6/10/2023).
Selain meninjau renovasi stadion, Dito juga menyempatkan diri untuk berdoa di Pintu 13 yang menjadi titik utama lokasi jatuhnya korban Tragedi Kanjuruhan 1 Oktober tahun lalu.
“Yang pasti kita selalu berdoa untuk korban dan keluarga korban Tragedi Kanjuruhan tepat setahun ini pada 1 Oktober,” kata Dito yang datang bersama Stafsus Bidang Komunikasi dan Hubungan Internasional, Alia Noorayu Laksono.
Dito mengajak seluruh masyarakat untuk dapat mengambil pelajaran dari Tragedi Kanjuruhan yang menyebabkan 135 orang meninggal dunia.
“Kita mengajak seluruh masyarakat, mari kita refleksikan Tragedi Kanjuruhan ini untuk yang lebih baik ke depannya,” ujar Dito.
Setelah berkeliling stadion, ia memperkirakan proses renovasi akan berjalan hingga 2024 mendatang.
“Kita juga lihat tadi stadionnya juga sudah mulai direnovasi dan semoga akan bisa selesai di tahun 2024 mendatang,” kata Dito.
Dalam kunjungan itu, Dito mengatakan, penguatan edukasi merupakan salah satu hal yang penting dan menjadi perhatian.
Ia akan berfokus dalam mendorong pengendalian kerumunan (crowd management) untuk semua pertandingan di berbagai cabang olahraga.
Pengendalian kerumunan itu, lanjutnya, juga mencakup terkait persiapan penyelenggaraan dan rekam jejak dari promotor, penyelenggara, yayasan, atau organisasi yang akan menyelenggarakan kegiatan.
Selain itu, ia menyampaikan, pengawasan sebelum pelaksanaan kegiatan akan lebih diperketat ke depan.
“Kita sedang mendorong crowd management ini untuk seluruh penyelenggaraan kegiatan olahraga, seni, dan budaya yang juga telah ada izin terpadu satu pintu kegiatan seni dan olahraga,” kata dia.
Seperti diketahui, pada 1 Oktober 2022 terjadi kericuhan usai pertandingan antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang.
Awalnya, pertandingan berlangsung seperti biasa. Namun, segelintir oknum suporter merangsek masuk ke lapangan dan membuat aparat kepolisian menembakkan gas air mata.