STY sedikit-sedikit mengajari pemain Indonesia bagaimana cara bermain dengan intensitas tinggi selama 2×45 menit.
Dan hasilnya Timnas Indonesia berangsur menguasai cara beramain dengan intensitas tinggi terlebih saat melakukan transisi dari bertahan ke meyerang atau sebaliknya.
Semangat bertanding
Soal semangat, pemain Indonesia tidak perlu diragukan lagi. Namun sering kai semangat tersebut justru ngasal.
Sejak STY masuk perlahan hal itu diubah. Semangat bertanding tetap ada, tapi tetap dalam misi dan taktik permainan.
Stamina
Kelemahan pemain Indonesia yang paling umum diketahui adalah staminan. Dulu, permainan Indonesia hanya ngegas di awal dan langsung loyo di babak kedua.
Namun, kita bisa liat sendiri sekarang bagaimana pemain Indonesia bisa memainkan tempo tinggi selama 90 menit.
Hal itu tidak terlepas dari kedisiplinan STY dalam mengatur pemain mulai dari makanan, gizi, dan tentu saja latihan tensi tinggi.
Bahkan baru-baru ini, STY langsung memulai traning camp (TC) Timnas U-20 langsung digembleng dengan latihan fisik untuk memulihkan stamina dan kondisi fisik pemain.
Mentalitas
Mentalitas jadi fokus STY selama menukangi Timnas. Hal itu Ia lakukan karena selama ini mentalitas kerap menjadi kelemahan Indonesia selain stamina.
Mentalitas juga menjadi target utama STY selama mengfelar TC di Eropa bersama Timnas U-20. Menurut dia, dengan mental tinggi pemain tidak akan merasa minder bertemu tim-tim yang memiliki postur lebih tinggi dan kualitas di atas rata-rata.
Disiplin antar lini
Disiplin antar lini erat kaitannya dengan taktik. Meski STY kadang memainkan sepak bola pragmatis, tapi posisi pemain tidak sembarangan sehingga taktik dan tempo permainan tetap berjalan dengan baik.
Perubahan ini juga memberi dampak pada efektivitas pemain sehingga pemain bisa dengan jeli melihat peluang mencetak gol meski kalah intensitas serangan.
Tiki Taka
Teknin satu ini tidak akrab dengan permainan timnas tempo dulu. Namun lihatlah sekarang bagaimana pemain Indonesia mulai bermain kombinasi di sepertiga pertahanan lawan.