Baru 3 laga bersama Dewa United, pemain asal Sorong ini sudah menunjukkan kualitasnya sekaligus mengembalikan kepercayaan dirinya yang sempat hilang.
Mateo Bustos (Persita Tangerang)
Kembalinya pemain asal Argentina ke Persita Tangerang mampu menghadirkan apa yang selama ini hilang di lini tengah Persita: keseimbangan.
Persita punya banyak gelandang bertahan, namun yang punya visi cukup jempolan hanya Mateo Bustos.
Hadirnya Bustos di lini tengah juga membuat pemain lain yang bertipe lebih menyerang menjadi lebih leluasa maju untuk melakukan pressing agresif yang membuat panik lini pertahanan lawan.
Stefano Lilipaly (Borneo FC)
Lagi-lagi Papa Jax. Tidak bisa dipungkiri jika gelandang didikan Akademi FC Utrecht ini kerap menjadi otak serangan bagi klub yang dibelanya.
Jarang kita melihat Fano bermain buruk. Dan di usia yang sudah menginjak kepala 3 lebih, Fano makin tenang di lapangan
Boubakary Diarra (PSIS Semarang)
Dalam susunan Sebelas Terbaik ini, perlu ada seorang pemain yang ikhlas menerima peran sebagai destroyer. Dan peran ini cocok untuk pemain Prancis berdarah Mali ini.
Dalam laga kontra PSS Sleman, berulang kali Diarra mampu membuat lini depan serta lini tengah lawan frustasi karena kesulitan melakukan progresi serangan ke area pertahanan PSIS karena harus berhadapan dengan Diarra terlebih dulu.
DEPAN
Egy Maulana Vikri (Dewa United)
Si Kelok Sembilan sering dituding meninggalkan semua kemampuannya di Eropa.
Kritikan-kritikan yang terkadang bernada tidak adil kerap diterima oleh pemain yang punya kecepatan serta dribbling bola yang yahud ini.
Namun pada laga kontra Persik Kediri, justru bukan kecepatan serta giringan bola yang Egy perlihatkan, melainkan kemampuan untuk melakukan pressing yang akhirnya berbuah gol pembuka bagi Dewa United di menit ke-12.
Jika terus bisa bermain seperti ini, bukan tidak mungkin panggilan kembali untuk membela Timnas Indonesia akan kembali datang.
Junior Brandao (Madura United)
Banyak yang meragukan kemampuan penyerang baru Madura United asal Brasil ini.
Apalagi pada musim 2022-2023, pemain berusia 28 tahun ini sempat berstatus tanpa klub. Kebugarannya pun dipertanyakan.
Tapi Junior Brandao terbukti punya insting dan kemampuan berada di tempat yang tepat dan dalam waktu yang tepat pula.