Liga Indonesia

Aliansi Suporter Persik Bongkar Penyebab Kerusuhan di Stadion Brawijaya

1505
×

Aliansi Suporter Persik Bongkar Penyebab Kerusuhan di Stadion Brawijaya

Sebarkan artikel ini
Suporter Persik
Para suporter Persik Kediri.

Kerusuhan antar yang kembali terjadi dalam laga antara Persik Kediri dan disesalkan oleh semua pihak.

Pasalnya, masih segar dalam ingatan para pecinta sepak bola tanah air tentang tragedi di Stadion Kanjuruhan yang menewaskan korban jiwa hingga 135 orang.

Peristiwa ini bahkan disebut menjadi tragedi paling berdarah sepanjang sejarah sepak bola dunia.

Pihak yang menamakan diri Aliansi Suporter Persik Kediri, mengeluarkan pernyataan sikap atas insiden tersebut. Mereka memaparkan sejumlah hal dan latar belakang terjadinya peristiwa itu.

Pertama, dalam rapat koordinasi persiapan pengamanan pertandingan, mereka mengaku sudah mengadakan pertemuan dengan perwakilan dari Aremania. Dalam pertemuan tersebut, sudah disepakati jika Aremania tidak akan hadir dalam laga tersebut.

Kedua, larangan dan imbauan kepada para Aremania untuk tidak datang ke juga sudah disosialisasikan oleh berbagai media sosial Persik Kediri, termasuk komunitas suporter.

Penjualan tiket yang dilakukan oleh Persik Kediri juga dilakukan secara full online, dengan tiga kali penyaringan pada saat pemesanan, penukaran, dan sebelum masuk ke area Stadion Brawijaya.

“Insiden yang kemudian terjadi karena adanya poin-poin yang dilanggar, khususnya terkait larangan hadir di Stadion Brawijaya oleh sekelompok oknum suporter Arema yang melakukan provokasi,” ungkap Aliansi Suporter Persik dalam keterangannya, Selasa (18/7/2023).

Aliansi Suporter Persik juga mengklaim telah mengamankan 22 oknum suporter Arema yang menimbulkan kerusuhan dalam laga tersebut. Namun, kerusuhan yang meluas hingga luar arena Stadion tidak bisa dikendalikan.

“Aliansi terbuka kepada seluruh suporter, bukan dengan menyelinap, apalagi melakukan provokasi dan rasisme terhadap klub, kota, dan suporternya,” tegas mereka.

Mereka menyampaikan, edukasi dan sosialisasi sudah berkali-kali dilakukan. Namun, hal tersebut akan tetap sia-sia jika masing-masing individu mengabaikan kesepakatan yang sudah terjalin.

“Intinya adalah kulo nuwun (permisi). Jika saja kemarin mereka datang baik-baik, mungkin kejadian tersebut bisa diminimalisir,” lanjutnya.