Timnas.co – Hasil investigasi Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) terkait Tragedi Kanjuruhan akhirnya rampung dan sudah sampai di meja presiden.
Mahfud MD, Ketua TGIPF telah menyerahkan laporan hasil investiganya kepada presiden pagi tadi.
Dalam laporannya TGIPF menuangkan setidaknya 12 rekomendasi.
Dari 12 rekomendasi itu TGIPF banyak menyinggung PSSI sebagai pihak yang bertanggung jawab atas tragedi yang merenggut nyawa ratusan orang tersebut.
Salah satu bentuk tanggung jawab tersebut ialah semua Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan alias Iwan Bule dan seluruh pengurus PSSI termasuk Komite Executif harus mungudurkan.
Hal itu terlihat dari desakan TGIPF kepada PSSI agar secepatnya menggelar kongres luar biasa (KLB) untuk kepengurusan yang baru.
“Untuk menjaga keberlangsungan kepengurusan PSSI dan menyelamatkan persepakbolaan nasional, pemangku kepentingan PSSI diminta untuk melakukan percepatan Kongres atau menggelar Kongres Luar Biasa (KLB) untuk menghasilkan kepemimpinan dan kepengurusan PSSI yang berintegritas, profesional, bertanggung jawab, dan bebas dari konflik kepentingan.” tulis TGIPF dalam rekomendasinya.
“Pemerintah tidak akan memberikan izin pertandingan liga sepak bola profesional di bawah PSSI yaitu Liga 1, Liga 2, dan Liga 3, sampai dengan terjadinya perubahan dan kesiapan yang signifikan oleh PSSI dalam mengelola dan menjalankan kompetisi sepakbola di tanah air. Adapun pertandingan sepak bola di luar Liga 1, Liga 2, dan Liga 3 tetap berlangsung dengan memperhatikan ketertiban umum dan berkoordinasi dengan aparat keamanan.”
Sebelum menyerahkan hasil investigasinya, Mahfud dan anggota sempat menggelar konferensi pers terlebih dahulu.
Disitu Mahfud membeberkan beberapa fakta di balik tragedi kanjuruhan. Menurut investigasi TGIPF, penyebab kematian ratusan orang dalam tragedi tersebut disebabkan oleh tembakan gas air mata.
Sementara penyebab banyaknya korban yang mengalami luka-luka hingga cacat karena terjadi desak-desakan setelah ada gas air mata yang disemprotkan.