Analisis

Nasib Taktik 3-4-3 Persib Usai Ditinggal Luis Milla

4135
×

Nasib Taktik 3-4-3 Persib Usai Ditinggal Luis Milla

Sebarkan artikel ini
Taktik Luis Milla Persib
instagram/luismilla

Tidak ada berita yang paling mengejutkan dari pekan ketiga musim ini selain yang mengucapkan adios kepada .

Tapi jika melihat manajemen Persib yang gemar mengganti pelatih seperti mengganti kaos kaki, sebenarnya berita tersebut tidak terlalu mengejutkan.

Yang membuat mengejutkan adalah, tidak ada yang memprediksi Luis Milla sebagai pelatih pertama yang angkat koper dari klub Liga 1 musim ini.

Selain itu, Luis Milla juga dinilai berhasil dengan mengangkat Persib Bandung berhasil finish di peringkat ketiga musim lalu setelah pada awal musim berkutat di papan bawah sebelum Luis Milla datang pada pekan kedelapan.

Hasilnya lumayan. Setelah ditangani Luis Milla, Persib berhasil catatkan 16 laga tanpa kalah sebelum menyerah 1-2 dari PSM Makassar.

Maka, banyak yang optimis saat Persib Bandung akan memulai musim baru bersama Luis Milla.

Tapi nyatanya tidak. Persib gagal mendapatkan pemain incarannya di bursa transfer terutama pemain belakang dan gelandang  yang memang dibutuhkan.

Rizki Ridho yang menjadi incaran memilih untuk bergabung dengan Persija. 

Memang akhirnya Persib berhasil dapatkan Edo Febriansyah yang telah lama menjadi incaran, serta Putu Gede dan Alberto Rodriguez. Tapi nyatanya kedatangan mereka tidak cukup untuk menambal lubang yang ada. 

Gelandang baru Persib yang diharapkan bisa menjadi kekuatan, Tyrone del Pino langsung cedera pada laga pembuka. Ricky Kambuaya juga memilih untuk pindah ke Dewa United.

Praktis Persib hanya andalkan Marc Klok serta Rachmat Irianto di lini tengah.

Dan masalah tersebut sudah terlihat sejak laga pekan pertama menghadapi Madura United.

Luis Milla selalu turun dengan taktik andalannya, 3-4-3. Dua gelandang menjadi double pivot di lini paling vital.

Sayangnya, Klok dan Irianto lebih sering melakukan pressing terlalu ke depan Dan lambat turun ketika terjadi transisi dari menyerang ke bertahan.

Kondisi ini mengakibatkan lini yang seharusnya menjadi lini paling vital malah terekspos habis-habisan.

Keadaan ini juga diperparah dengan terlalu dalamnya tiga bek dalam menjaga area pertahanan walau sebenarnya ini juga menjadi tindakan preventif jika terjadi serangan yang mengandalkan kecepatan pemain.