Tanah Papua kerap melahirkan sejumlah pesepakbola top dan menyumbangkan sumbangsih besar bagi timnas Indonesia.
Di era 1990-an, ada nama Rully Nere dan Ronny Wabia yang berasal dari tanah Papua dan menjadi andalan timnas Indonesia.
Di era awal 2000-an, para pemain Papua yang dipanggil ke timnas semakin banyak. Mulai dari Erol Iba, Elie Aiboy, hingga Solossa bersaudara (Ortizan dan Boaz). Selanjutnya, masih banyak nama-nama lainnya yang menghiasi skuad Garuda.
Pada ajang SEA Games 2011, trio asal Papua, yakni Patrich Wanggai, Titus Bonai, dan Oktovianus Maniani menjadi trisula maut kala itu. Sayang, mereka belum mampu mempersembahkan medali emas setelah kalah di partai puncak dari Malaysia.
Papua tak henti menelurkan bakat-bakat terbaiknya. Selanjutnya, ada duet Marinus Wanewar dan Osvaldo Haay yang menjadi andalan pelatih Luis Milla kala itu. Tak lupa juga ada nama palang pintu Rudolf Yanto Basna dan winger lincah Rivaldo Todd Ferre.
Namun, pada era kepelatihan Shin Tae-yong, sinar para pemain ‘mutiara hitam' kini semakin tak terlihat kilaunya. Meski masih ada beberapa nama pemain asal Papua di timnas saat ini, tapi mereka semakin terpinggirkan.
Tercatat, ada tiga pemain berdarah Papua di timnas Indonesia dalam laga FIFA Match Day lalu, yakni Ricky Kambuaya dan si kembar Yakob dan Yance Sayuri. Ketiganya memang diberi kesempatan bermain, tetapi tidak sampai selesai.
Nama Ricky Kambuaya mencuat saat tampil gemilang pada Piala AFF 2020 lalu. Ia mampu mengendalikan lini tengah dengan visi permainan yang baik. Namun, kehadiran Marc Klok dan Ivar Jenner membuatnya semakin terpinggirkan.
Apalagi, Shin Tae-yong juga kerap mempercayakan Marselino Ferdinan di timnas senior. Otomatis, persaingan di lini tengah semakin ketat untuk Ricky.
Begitu juga di kembar Sayuri, beroperasi di kedua sisi sayap, baik Yakob maupun Yance Sayuri harus menampilkan permainan terbaik jika tak mau tergusur oleh trio pemain keturunan, yakni Rafael Struick, Shayne Pattynama, dan Sandy Walsh.
Apalagi, Shin Tae-yong tak akan segan untuk mendepak pemain yang tidak disiplin dan tak mau mengikuti arahannya. Sebut saja seperti Ramai Rumakiek, Egy Maulana Vikri, dan Nadeo Argawinata yang kini tak lagi dipanggil ke timnas Indonesia.