Timnas Indonesia

Sebut Timnas Indonesia Rajanya Runner-up, Media Malaysia: Itu Posisi Paling Realistis Buat Mereka

66
Timnas Indonesia Rajanya Runner-up
Euforia TImnas Indonesia saat menembus final Piala AFF 2016

Timnas.co- Media Malaysia menyebut rajanya Runner-up di turnamen Piala AFF. Dimana Indonesia sudah 6 kali kalah di partai final.

Sepanjang mengikuti gelaran paling bergengsi di Asia Tenggara itu, Timnas Indonesia paling mentok hanya bisa meraih juara dua.

Sudah enam kali pasukan Merah Putih mampu menembus babak final. Sialnya, enam kali juga mereka menelan kekalahan di partai puncak.

Tercatat, Indonesia menjadi Runner-up Piala AFF pada tahun 2000, 2002, 2004, 2010, 2016, dan 2020.

Kali ini Timnas Indonesia di bawah asuhan pelatih asal Korea Selatan, Shin Tae-yong, bertekad membawa pulang Trophy .

Dengan komposisi skuad yang mumpuni saat ini, ditambah tangan dingin Shin Tae-yong, bukan hal mustahil ini bisa diwujudkan.

Namun lagi-lagi, pasukan Garuda dihantui oleh kutukan Runner-up. Media Malaysia, Semuanya Bola, kembali mengingatkan akan kutukan ini.

Mereka seakan mengolok-olok Timnas Indonesia sebagai salah satu tim kuat di ASEAN namun tak mampu meraih juara AFF.

Sementara Malaysia yang merupakan rival abadi Timnas Indonesia, sudah pernah meraihnya di depan publik Indonesia pada Piala AFF 2010.

Dalam tulisannya, mereka bahkan mengatakan bahwa posisi Runner-up adalah sesuatu yang paling masuk akan bagi Timnas Indonesia.

“Rasanya senang melihat Indonesia masuk final. Tempat kedua merupakan hal paling realistis untuk mereka,” dilansir dari Semuanya Bola (media Malaysia).

Tak cuma itu saja, media dengan tulisan melayu ini juga kembali menggambarkan bagaimana Indonesia kalah menyakitkan dari Malaysia di Final AFF 2010.

Mereka menceritakan bagaimana optimisnya masyarakat Indonesia saat itu untuk bisa juara. Mengingat di fase grup, pasukan Garuda menang telak 5-1 atas Malaysia.

Namun akhirnya, ketika berjumpa kembali di babak final, Malaysia mampu membalas kekalahan itu dan keluar sebagai juara.

“Adalah sesuatu yang menyakitkan untuk pecinta sepak bola. Ketika negara rival, namanya sudah pernah terukir di piala. Indonesia yang katanya salah satu negara kuat di ASEAN, nyatanya selalu gagal menorehkan nama di daftar peraih juara,” tulis Semuanya Bola dalam artikelnya itu.

Exit mobile version