Timnas Indonesia akan menghadapi Burundi pada dua pertandingan FIFA Matchday yang akan berlangsung pada tanggal 25 dan 28 Maret.
Pelatih kepala Timnas Indonesia, Shin Tae-yong, terlihat memanggil tiga bek kiri dari daftar 28 pemain yang akan menjalani pemusatan latihan menjelang pertandingan tersebut.
Ketiganya adalah Shayne Pattynama dari Viking FK, Pratama Arhan dari Tokyo Verdy, dan Edo Febriansyah dari RANS Nusantara.
Namun, kabar terbaru menyatakan bahwa Shayne Pattynama tidak dapat bergabung dengan Timnas Indonesia karena masih menunggu proses administrasi pindah federasi dari KNVB ke PSSI. Dengan demikian, persaingan untuk posisi bek kiri hanya tersisa antara Pratama Arhan dan Edo Febriansyah.
Pratama Arhan dikenal sebagai anak kesayangan Shin Tae-yong, meskipun jarang tampil di Liga 2 Jepang bersama Tokyo Verdy. Namun, pelatih Timnas Indonesia tetap menjadikannya pilihan utama, terutama karena kemampuannya dalam melempar bola jauh ke dalam yang menjadi senjata rahasia timnas.
Sebagai contoh, pada leg pertama final Piala AFF 2020, Shin Tae-yong mencoba menggantikan Arhan dengan Edo Febriansyah, namun keputusan tersebut justru membuat pertahanan Timnas Indonesia berlubang.
Tiga tahun setelah kejadian tersebut, Pratama Arhan masih belum mendapatkan banyak kesempatan bermain di Tokyo Verdy, sementara Edo Febriansyah tampil konsisten bersama RANS Nusantara, tim yang berada di posisi juru kunci Liga 1.
Walaupun posisi timnya kurang mengesankan, Edo Febriansyah telah menunjukkan penampilan yang konsisten dengan tampil sebanyak 23 kali dan mencatatkan waktu bermain sebanyak 1988 menit.
Selain itu, dia juga mencetak 5 gol dan memberikan 4 assist pada musim ini, meski berposisi sebagai bek kiri.
Statistik Edo Febriansyah tentu jauh lebih mengesankan dibandingkan dengan Pratama Arhan yang hampir tidak memiliki pengalaman bermain di level kompetitif.
Oleh karena itu, pertandingan melawan Burundi menjadi kesempatan yang tepat bagi Shin Tae-yong untuk mempertimbangkan memainkan Edo Febriansyah sejak awal dan memberikan waktu bagi Pratama Arhan untuk menemukan kembali performa terbaiknya.