Bayangkan, sedang duduk tenang, damai, di depan teras rumah sambil minum kopi dan makan singkong goreng, tiba-tiba ada saja ulah tetangga. Dari menyetel musik keras-keras, parkir kendaraan sembarangang, hingga sindiran-sindiran yang dilontarkan langsung.
Persis seperti media Vietnam yang ada saja ulahnya mengganggu ketenangan tim nasional Indonesia. Mungkin falsafah “Ga Timnas Indonesia, Ga Makan” sangat dipegang teguh oleh media sana.
Kali ini, media Vietnam Soha.vn memberitakan keluhan awak Timnas U-22 Indonesia yang sedang berdinas membawa nama bangsa di SEA Games 2023 Kamboja perihal cuaca panas.
Walau sebenarnya jika dilihat secara bijak, hanya semacam psy war belaka. Nyatanya di pertandingan pertama melawan Filipina, Timnas Indonesia mampu menggasak mereka 3-0 tanpa terlihat kelelahan.
Sebenarnya memang belahan bumi bagian selatan saat ini sedang diserang gelombang panas yang menyengat. Bahkan beredar video tentang aspal jalanan di India yang meleleh saking panasnya.
Apakah Timnas U-22 kita manja? Tentu tidak. Cuaca termasuk salah satu faktor yang berperan dalam sebuah permainan sepak bola.
Bayangkan, selama 90 menit pemain berlarian mengejar bola kesana kemari dengan panas yang menyengat.
Dan karena Kamboja dilintasi oleh garis ekuator, sudah tentu selain panas yang menyengat, kelembaban yang tinggi juga bisa mengganggu konsentrasi pemain.
Walau dalam wawancaranya, Marselino Ferdinan mengatakan lebih baik adaptasi dari dingin ke panas lebih baik daripada panas ke dingin, namun masalah cuaca ini bisa berpengaruh serius pada kebugaran pemain.
Seperti yang diketahui, para penggawa Timnas U-22 banyak yang bergabung setelah Liga 1 musim ini selesai tanpa mendapatkan waktu istirahat yang cukup. Maka, persiapan yang matang tanpa terlalu menguras tenaga diperlukan.
Jika ada yang bilang cuaca masalah sepele, coba tanyakan ke penggawa tim nasional Brasil akhir 90-an. Saat itu Brasil boleh dibilang sebagai “Tim Dari Planet Lain”. Namun Brasil selalu takluk dari Norwegia saat laga dilangsungkan di Oslo yang berbau kutub meski sebagian besar penggawa Brasil banyak yang merumput di Eropa.