Sepakan

Tidak Ada Yang Salah Dari Pernyataan Hokky Caraka Soal Masalah Pendidikan

216
Unggahan Hokky Caraka
instagram/hokkycaraka_

Kompetisi antar sekolah masih belum mendapat perhatian lebih. Jadinya hanya sekedar senang-senang saja. Beasiswa dari kampus juga masih kurang. Kebanyakan hanya dari kampus yang punya jurusan keolahragaan saja.

Untuk urusan beasiswa universitas ini, lagi-lagi sepakbola masih kalah jauh dengan basket. Di Indonesia, banyak kampus top dan prestisius menyediakan beasiswa basket bagi para atlet.

Universitas Pelita Harapan misalnya. Kampus elit ini tak segan untuk memberi beasiswa bagi atlet berprestasi. Yang nantinya bisa membawa nama kampus.

Jika berhasil tembus tim nasional basket, menjadi sebuah kebanggaan tersendiri bagi kampus. Selain itu memang kompetisi basket antar kampus di Indonesia berjalan baik dan berkesinambungan.

Hal ini masih kurang di sepakbola, khususnya Indonesia. Walau ada jalur prestasi bagi pesepakbola untuk bisa jadi anggota TNI, Polri, PNS, atau BUMN, atau bisa mengejar ketertinggalan masa sekolah dengan Paket A, Paket B, atau Paket C, masalah pendidikan atlet ini seharusnya juga sudah menjadi perhatian. Selain memang harus dari diri sendiri yang memulai.

Indonesia sendiri punya banyak pemain yang berhasil menyelesaikan pendidikan tinggi. Ada Endang Witarsa yang dokter gigi. Ada juga Thamrin Manaf, tokoh sepakbola Riau yang punya gelar dokter. Bob Hippy, salah satu tokoh senior PSSI merelakan tempatnya di Timnas Asian Games 1962 demi mengejar pendidikan di Amerika Serikat. Nil Maizar adalah seorang sarjana ekonomi. Bahkan pemain bengal macam Rochy Putiray juga punya gelar sarjana ilmu administrasi.

Pendidikan perlu bagi pesepakbola agar bisa berpikir kritis dan menghindarkan pesepakbola dari kepentingan tertentu.

Exit mobile version