Sepakan

Supaham: Pemain Indonesia Yang Menginspirasi Choupo-Moting

141
Lika liku karir Supaham

TIMNAS.CO – Dalam kehidupan seringkali kita menemukan orang yang sebenarnya biasa-biasa saja. Kemampuannya pun so-so. Tapi entah kenapa punya keberuntungan yang tinggi.

Misalkan dulu di sekolah atau di kampus. Ada teman yang nilainya biasa saja. Tak terlalu mentereng, ternyata bisa diterima bekerja di perusahaan besar. Tapi kiprahnya di perusahaan itu juga ya masih sama, biasa-biasa saja. Dan begitu siklus hidupnya.

Dalam dunia sepakbola, mungkin yang paling dikenal publik sebagai pemain begitu-begitu saja tapi malah melintang membela klub-klub besar adalah Maxim .

Bayangkan, setelah tampil alakadarnya di beberapa klub Bundesliga dan terdampar bersama Stoke City dengan hanya mencetak 5 gol dalam 30 penampilan, Choupo-Moting tampil di final Liga Champions Eropa 2019-2020 bersama PSG.

Dan setelahnya malah mengangkat trophy Piala Dunia Antarklub 2020 bersama raksasa Bundesliga yang mengalahkan PSG pada final UCL 2019-2020, Bayern Munich. Statistik permainannya tetap masih begitu-begitu saja.

Di Indonesia sendiri ada juga pemain berjenis Choupo-Moting ini. Namanya dan posisinya juga sama: penyerang.

Asli Surabaya, Supaham memulai karir profesionalnya bersama pada musim 1999-2000.

Bersama Bajul Ijo, Supaham minim mendapatkan menit bermain. Maklum masih muda dan skuat Persebaya saat itu terbilang wah.

Bersama klub kota kelahirannya itu, Supaham mencatatkan sebiji gol. Namun tetap menjadi perjalanan luar biasa bagi Supaham bisa berseragam Persebaya yang merupakan tim pemegang tradisi Liga Indonesia.

Petualangan Supaham berlanjut. Dari Surabaya dia menyeberangi Selat Bali dan bergabung dengan Persekaba Badung. Hanya semusim saja dia di sana dan kembali mencatatkan satu gol.

Supaham kembali ke Jawa Timur dan membela beberapa klub Jawa Timur sebelum akhirnya kembali lagi ke Persekaba Badung.

Kemudian datang tawaran lagi dari klub Kabupaten Pasuruan. Kembali lagi Supaham ke Jawa Timur membela Persekabpas Pasuruan.

Musim 2006, Persekabpas membuat kejutan hingga masuk semifinal sebelum akhirnya dihentikan oleh PSIS Semarang. Supaham sebenarnya tampil tidak terlalu istimewa. Dan hanya sebagai pelapis Alfredo Figueroa di lini depan.

Tawaran datang dari Ibukota. Supaham bergabung dengan Persija musim 2006-2007. Sebuah keputusan yang lumayan aneh mengingat Persija punya tradisi merekrut pemain-pemain bintang dengan level nasional.

Padahal selain Supaham, di Persekabpas ada Zah Rahan dan Siswanto yang menjadi bintang Persekabpas musim sebelumnya.

Zah Rahan sendiri kemudian bergabung dengan Sriwijaya FC dan berhasil membawa klub Sumatera Selatan itu juara Liga Indonesia musim 2006-2007. Sementara Siswanto akhirnya menjadi legenda Persib Bandung.

Entah karena sebelumnya di Persekabpas Supaham terlihat cocok sekali memakai seragam oranye. Mungkin itu yang menjadi pertimbangan Persija.

Di Persija, Supaham kembali hanya menjadi pelapis. Dan selanjutnya, Supaham pindah lagi ke klub besar lainnya, Persita Tangerang. Lagi-lagi karirnya datar saja.

Hingga akhirnya Supaham kembali lagi ke Jawa Timur dan menghabiskan karir sepakbolanya pada tahun 2014.

Itulah Supaham. Choupo-Moting dari Indonesia. Malah lebih dulu Supaham dari Choupo-Moting. Mungkin lebih cocok jika Choupo-Moting itu Supaham dari Kamerun.

Paham?

Exit mobile version