Tahukah anda jika tanggal 12 Juli diperingati sebagai Hari Suporter Nasional?
Tercetusnya Hari Suporter Nasional yang diperingati setiap tanggal 12 Juli berawal dari pertemuan perwakilan kelompok suporter yang diinisiasi oleh tabloid olahraga pada 12 Juli 2000 silam. Berarti sudah 23 tahun yang lalu.
Mereka yang hadir adalah perwakilan dari Pasoepati (Persis Solo), Aremania (Arema), Bonek (Persebaya), Jakmania (Persija), Viking (Persib Bandung), Kampak Mania (PSMS Medan), Macz Man (PSM Makassar), dan beberapa perwakilan suporter lainnya.
Sepak bola adalah olahraga paling populer di Indonesia. Namun kenyataannya, suporter menempati kasta terendah dalam kehidupan bermasyarakat.
Suporter kerap dikaitkan dengan kekerasan. Menonton pertandingan langsung ke stadion berarti sama dengan mempertaruhkan nyawa sendiri karena Malaikat Maut gemar berdinas di stadion.
Beberapa Catatan menunjukkan, cukup banyak suporter yang tewas karena kecintaannya terhadap klub dan sepak bola.
Mulai akibat perkelahian antar suporter atau bahkan dari internal sendiri, kecelakaan saat konvoi atau individu, ada juga akibat terkena suar, bahkan karena salahnya penanganan dari pihak keamanan.
Kondisi stadion di Indonesia yang tidak sesuai standar memperparah kemungkinan suporter bisa kehilangan nyawa.
Bila melihat rentetan kasus, suporter Indonesia sebenarnya tidak pernah ada pengaruh dari kartel narkoba seperti di Amerika Selatan, ataupun mafia dan gerakan ekstrimis sayap kanan ataupun sayap kiri yang kerap terjadi di Eropa.
Musuh utama suporter Indonesia adalah pihak keamanan, masyarakat, Dan keadaan mereka sendiri.
Sepak bola merupakan bentuk pelarian dari gelapnya hidup. Hanya dengan datang ke stadion, suporter bisa berekspresi sesuai hati mereka.
Pakaian yang biasa mereka kenakan selagi bekerja ditanggalkan. Bagi mereka pakaian tersebut adalah simbol rantai yang melilit leher mereka.
Jersi bola, scarf, ataupun pakaian ala ala budaya casual adalah pakaian yang sesuai dengan hati mereka. Melambangkan kebanggaan Dan kebebasan.
