Sepakan

SEA Games 1987: Emas Pertama dan Kejayaan Terakhir di Kandang Sendiri

143
×

SEA Games 1987: Emas Pertama dan Kejayaan Terakhir di Kandang Sendiri

Sebarkan artikel ini
SEA Games 1987 Sepakbola
FOTO ISTIMEWA

TIMNAS.CO – Kalau mau jujur, prestasi Indonesia di ajang pada era kepemimpinan Presiden Soeharto sungguh luar biasa.

Sejak pertama kali ikut pada SEA Games 1977 di Malaysia, Indonesia langsung menjadi juara umum. Hingga pada 3 ajang SEA Games berikutnya, Indonesia selalu menjadi juara umum.

Gelar tersebut lepas pada SEA Games 1985 di Thailand. Indonesia hanya menempati peringkat kedua. Maka, saat kembali ditunjuk sebagai tuan rumah SEA Games 1987, target juara umum adalah harga mati. 

Presiden Soeharto, terlepas dari segala kontroversinya, memang tidak suka berkoar di media. Biasanya Pak Harto akan langsung memanggil atau mengadakan pertemuan. Membahas masalah kemudian mencari solusi. Kemudian dilaksanakan. 

Terbukti, Indonesia kembali keluar sebagai juara umum SEA Games 1987 dengan perolehan medali emas sebanyak 183. Jumlah yang fantastis.

Tapi untuk urusan sepak bola, Presiden Soeharto tidak terlalu antusias. Kabarnya Pak Harto memang tidak suka sepak bola. Meski memang menaruh perhatian, namun Pak Harto membiarkan PSSI bekerja sendiri. Dan ini semacam menjadi berkah.

PSSI yang di bawah kepemimpinan Kardono mendapatkan kritik. Pasalnya, PSSI kembali menunjuk pelatih lokal untuk menangani Timnas Indonesia.

Kritikan tersebut bukan tanpa alasan, sebab pada SEA Games 1985 Timnas Indonesia dibawah asuhan Harry Tjong tampil mengecewakan tanpa pernah menang dan dibantai 0-7 oleh Thailand di babak semifinal.

Tapi rupanya kritikan tersebut tidak terbukti. Timnas Indonesia yang ditangani oleh yang menggantikan Harry Tjong sejak 1985 terbukti garang. 

Bertje yang pernah menukangi PSIM Yogyakarta ini berhasil memanfaatkan profesinya sebagai pendeta untuk menyatukan pemain Timnas Indonesia. Saat itu Timnas Indonesia bermaterikan pemain Perserikatan dan Galatama.

Para pemain lebih mengutamakan adu gengsi dibanding kerjasama tim. Sebagai pendeta, otomatis para pemain akan segan jika berhadapan dengan Bertje.

Terbukti, Timnas Indonesia menjadi kekuatan yang solid. Semifinal Asian Games 1986 di Korea Selatan berhasil ditembus dan kawan kawan.