Sepakan

Persib Bandung vs PSMS Medan: El Clasico Indonesia Yang Terlupakan

187
El Clasico Indonesia Persib vs PSMS

Bagi suporter Persebaya, suporter Arema hanyalah sekelompok suporter Persema Malang yang pindah gerbong mendukung Arema karena sudah bosan melihat Persema Malang seret prestasi.

Tapi jika ditanya derby mana yang paling panas dan sarat akan persaingan, maka jawabannya adalah Derby Superklasik antara vs .

Rival utama Persib Bandung sejak era perserikatan bukanlah Persija Jakarta. Bagi sebagian besar orang, rivalitas antara Persib-Persija adalah rivalitas artifisial alias buatan yang dibumbui oleh suporter masing-masing klub.

Persib Bandung adalah pengoleksi 7 gelar juara. 5 diantaranya adalah juara Perserikatan dan 2 adalah juara Liga Indonesia. Sementara PSMS punya 6 gelar juara yang semuanya adalah gelar Perserikatan.

Persib yang bermain taktis, cepat, dan elegan bagaikan mewakili kelompok aristokrat tanah Parahyangan. Sementara PSMS lebih dikenal dengan permainan keras atau sering disebut rap-rap, bagaikan mewakili para pemikir era kemerdekaan yang cenderung tegas dan lugas.

Kedua suporter juga memiliki akar yang fanatik dan turun temurun. Jika punya anak, maka anaknya akan didoktrin untuk mendukung Persib atau PSMS. Salah satu doktrinnya adalah dengan mengajak langsung ke stadion.

Persib dan PSMS juga rajin melahirkan talenta-talenta hebat yang kemudian menjadi tulang punggung untuk tim nasional Indonesia.

Rivalitas pertama kedua klub terjadi pada pertandingan final Kompetisi Kejuaraan Nasional PSSI 1967. Persib harus rela jadi runner-up setelah dikalahkan 2-0 oleh PSMS.

Rivalitas Persib dengan PSMS semakin panas pada tahun 80-an. Kedua tim ini bentrok dalam dua laga final Divisi Utama 1983 dan final Divisi Utama 1985.

Dalam dua laga final tersebut, Persib kalah lewat adu penalti.

Final Divisi Utama 1985 kemudian menjadi sebuah catatan sejarah bagi sepakbola Indonesia. Bayangkan, sebuah kompetisi semi amatir mampu menarik 150 ribu suporter yang menyaksikan secara langsung di Stadion Utama Senayan.

Sebuah catatan yang kemudian menjadi rekor dunia. Kapasitas Stadion Utama Senayan sendiri hanya 120 ribu. Bahkan pemain dari kedua klub pesimis laga akan dilangsungkan karena penonton membludak.

Exit mobile version