Padahal seorang pemain memilih untuk melepas status kewarganegaraannya demi menjadi WNI bukan hanya sekedar urusan Timnas belaka. Kebanyakan karena keluarga seperti istri dan anak.
Dan terkadang ada juga klub yang bandel memanfaatkan situasi ini dengan menaturalisasi pemain asingnya supaya bisa mengakali kuota pemain asing. Ini yang tidak benar.
Di Vietnam dan Malaysia sendiri sudah ada regulasi soal naturalisasi ini. Di Vietnam hanya ada satu kuota pemain naturalisasi di tiap klub. Namun nyatanya, kuota ini hampir tidak dimanfaatkan oleh klub-klub liga Vietnam.
Regulasi baru ini juga belum sepenuhnya final. Masih akan dikaji ulang. Jika memang hasilnya tetap akan ada pembatasan pemain naturalisasi ini, sebaiknya tidak menimbulkan isu diskriminasi.
Apalagi jika kemudian isu tersebut malah ditunggangi lagi oleh pihak tertentu.
Kapan sepakbola Indonesia bisa maju?
