Hendri Mulyadi dan Aksi Pitch Invasion

Seorang penonton nekat masuk ke lapangan pada saat berakhirnya laga antara Timnas Indonesia dan Argentina Senin, 19 Juni 2023. Penonton tersebut nekat masuk hanya untuk satu tujuan saja: berfoto bersama idolanya, Alejandro Garnacho. Aksi tersebut menuai kritikan dari beberapa penonton lain. Menurut mereka, aksi tersebut hanya akan membuat susah Timnas Indonesia jika ingin mengundang negara yang dipenuhi pemain bintang. Ada lagi yang menilai jika memang sudah tabiat bodoh fans Manchester United. Alejandro Garnacho memang pemain Manchester United. Namun, si pemain sendiri tidak keberatan memenuhi ajakan selfie penggemarnya tersebut Aksi menerobos masuk ke lapangan biasa disebut sebagai pitch invader atau pitch invasion. Motif dasar aksi tersebut bermacam-macam. Ada yang murni ingin bertemu, memeluk idolanya, atau sekedar berfoto bersama. Tapi ada juga yang memang sengaja nekat masuk untuk mengejek pemain di lapangan. Ada juga yang hanya mencari popularitas semata seperti yang dilakukan oleh pitch invader bernama Jimmy Jump yang sering menerobos masuk ke lapangan termasuk dalam laga final Piala Dunia 2010. Atau aksi Karl Power, yang ikut mejeng berfoto bersama skuat Manchester United pada laga Liga Champions Eropa 2001. Karl Power datang dengan seragam lengkap plus sepatu bola. Begitu juga dengan aksi Kinsey Wolanski yang nekat masuk ke lapangan saat laga final Liga Champions Eropa antara Liverpool versus Spurs tahun 2019 lalu. Beberapa juga ada yang nekat masuk ke lapangan untuk mengkampanyekan gerakannya. Seperti aksi Pussy Riot dalam laga final Piala Dunia 2018 antara Prancis dan Kroasia. Atau aksi mengikat diri di tiang gawang yang dilakukan oleh sekelompok orang yang memakai kaos bertuliskan "Just Stop Oil" dalam laga antara Everton kontra Newcastle United di Goodison Park tahun 2022. Di Indonesia sendiri aksi pitch invader juga pernah terjadi. Sayangnya kebanyakan karena tidak puas dengan hasil pertandingan. Akibatnya malah terjadi kerusuhan. Maka tidak jarang orang enggan bersimpati dengan aksi pitch invader. Selain hanya mengkampanyekan aksi kelompoknya sendiri atau mencari ketenaran, pitch invader mengganggu jalannya pertandingan dan berpotensi menimbulkan chaos. Tapi apa yang dilakukan oleh Hendri Mulyadi di Stadion Utama GBK pada 6 Januari 2010 malah mengundang simpati dan mengobarkan semangat untuk menuntut perubahan sepak bola Indonesia. Saat itu Timnas Indonesia yang dilatih oleh Benny Dollo menjamu Oman dalam laga terakhir kualifikasi Piala Asia 2011. Timnas Indonesia hanya meraih dua kali imbang dan dua kali kalah. Jika kalah, maka asa Timnas Indonesia untuk tampil di Piala Asia kandas. Sayangnya, Timnas Indonesia kemudian tertinggal 1-2 dari Oman pada babak kedua setelah Boaz Solossa mampu menyamakan kedudukan. Situasi tegang. Tiba-tiba ada sesosok yang berlari di lapangan mengenakan jersi Timnas Indonesia, scarf, dan celana jeans. Jelas bukan pemain ataupun ofisial. Sosok tersebut merebut bola di pinggir lapangan. Benny Dollo dan Boaz Solossa berusaha menghentikan namun laju sosok tersebut begitu cepat. Hingga akhirnya sosok tersebut tiba di depan gawang Oman yang dikawal oleh penjaga gawang Wigan Athletics, Ali Al-Habsyi. Ali Al-Habsyi tidak menghentikan sosok tersebut, bahkan tersenyum, menantang untuk bisa menjebol gawangnya. Sayangnya, tendangan sosok yang menginvasi lapangan tepat mengarah ke arah Ali Al-Habsyi. Si penginvasi langsung disergap pihak keamanan dan langsung digiring keluar. Sosok tersebut bernama Hendri Mulyadi. Dia datang bersama dua orang temannya jauh-jauh dari Cikarang. Tujuannya hanya satu: mendukung langsung Timnas Indonesia. Tapi apa yang dilihatnya di lapangan sangat berbeda. Tidak ada gairah. Hendri Mulyadi merasa tidak bisa sepak bola begini terus-terusan. Dirinya memang tidak ada niat untuk menjadi pitch invader atau mencari ketenaran. Dia mewakili jutaan pecinta bola tanah air yang menginginkan perubahan dalam sepak bola Indonesia. Aksinya lantas mendapatkan dukungan. Akun Instagram fan page di Facebook kemudian tiba-tiba muncul dan memberi dukungan agar Hendri Mulyadi diangkat menjadi Ketua Umum PSSI yang baru. Saat itu memang sebagian besar pecinta sepak bola tanah air sudah benar-benar muak dengan PSSI dibawah kepemimpinan Nurdin Halid. Nyaris tidak ada prestasi. Apalagi sudah sejak lama Nurdin Halid dikelilingi skandal korupsi. Apalagi dirinya juga kemudian memanipulasi hasil pemilihan Ketua Umum PSSI demi kepentingan diri dan kelompoknya. Aksi Hendri Mulyadi seperti memantik api. Selepas aksinya, banyak demonstrasi yang menuntut Nurdin Halid mundur. Sayangnya, Hendri Mulyadi kemudian didekati oleh pihak yang juga punya kepentingan di PSSI. Bahkan diajak Umrah. Untuk hal ini memang Hendri Mulyadi tidak bisa berbuat banyak. Tapi yang pasti, aksi Hendri Mulyadi dianggap sebagai aksi pitch invasion terbaik sepanjang masa oleh banyak pecinta sepak bola tanah air.

Baca Juga