Sudah lazim setiap bursa transfer pemain resmi dibuka, akan ada yang namanya saga transfer.
Atau singkatnya, proses kepindahan pemain terjadi berlarut-larut, bahkan tidak jarang ada yang gagal.
Kabar kepindahan Kylian Mbappe pada musim panas ini akan menjadi saga transfer yang mungkin paling penuh drama dan berlarut-larut.
Keengganan sang pemain berdarah Kamerun-Aljazair memperpanjang kontraknya bersama PSG menjadi penyebab utama.
Apalagi Mbappe sendiri sudah berkomentar yang tidak enak terhadap klubnya tersebut.
PSG juga enggan untuk melepas pemain secara gratis musim depan. Kabarnya klub Arab Saudi, Al Hilal, sudah mengajukan tawaran sebesar 300 juta Euro yang sudah diterima oleh PSG.
Kini tinggal bagaimana Mbappe, apakah menerima tawaran gaji fantastis dari Al Hilal yang kabarnya tidak masalah memberinya kontrak selama setahun sebelum akhirnya pindah ke Real Madrid secara gratis pada musim berikutnya.
Di Liga 1 kali ini, kepindahan Ramadhan Sananta masuk dalam kategori saga transfer.
Proses yang berlarut-larut, keengganan PSM untuk melepas pemain andalannya tersebut, potensi untuk ditikung, serta kabar soal tawaran gaji yang menggiurkan mewarnai kabar kusut kepindahan penyerang yang berhasil mencetak dua gol dalam laga final SEA Games 2023 tersebut.
Akhirnya Ramadhan Sananta sendiri jadi bergabung dengan Persis Solo. Klub yang memang gencar mengincar jasanya.
Kembalinya Marko Simic ke Persija Jakarta juga masuk dalam kategori saga transfer.
Dimulainya dari drama sang pemain menjelang akhir musim lalu yang memberi kode ingin kembali ke Persija.
Serta beberapa klub yang berniat memakai jasa penyerang asal Kroasia tersebut seperti Bali United. Simic sendiri memberikan “harapan” bagi Bali United dengan mengunggah postingan sedang berada di Pulau Dewata.
Tapi kisah saga transfer Sananta dan Simic masih belum ada apa-apanya dibanding kisah saga transfer Aliyudin dan Salim Alaydrus.
Aliyudin, penyerang lincah bertubuh mungil merupakan pemain kesayangan Jakmania sejak 2007 hingga 2011. Atau hampir 4 tahun.
Bersama Bambang Pamungkas dan Greg Nwokolo, Aliyudin membentuk trio maut di lini depan Macan Kemayoran yang dikenal dengan nama Trio ABG.
Kisah dimulai pada 2011 ketika manajemen Persija diambil alih oleh Ferry Paulus. Pria yang kelak menjadi Direktur Utama PT LIB tersebut “membuang” beberapa pemain termasuk pelatih Rahmad Darmawan.
Coach RD kemudian mendapatkan tawaran dari Persib Bandung, musuh bebuyutan Persija. Coach RD kemudian membujuk Aliyudin agar bergabung dengan Persib.
Aliyudin setuju. Namun keputusan tersebut memicu amarah Jakmania. Mereka mendatangi rumah Aliyudin.
Padahal bukan hanya Aliyudin yang pindah ke Persib tapi ada beberapa pemain Persija lain seperti Tony Sucipto dan Muhammad Ilham yang menyerang ke Persib.
Ini karena Aliyudin merupakan pemain kesayangan Jakmania. Mereka tidak rela Aliyudin bergabung dengan Persib Bandung.
Akhirnya setelah diskusi dan memberi pengertian, akhirnya Jakmania memberi restu Aliyudin pindah ke Persib.
Sialnya, justru yang mengajak Aliyudin membelot, yakni Coach RD, malah tidak jadi melatih Persib dan memilih untuk menerima tawaran melatih Timnas Indonesia.
Lain Aliyudin, lain juga Salim Alaydrus pada 2009. Tapi kali ini keadaannya terbalik.
Salim Alaydrus merasa kecewa dengan Persib Bandung karena masalah tunggakan gaji yang tidak dibayarkan.
Akhirnya gelandang temperamental tersebut melakukan tindakan ekstrim dengan memilih bergabung bersama Persija.
Parahnya, Salim Alaydrus bahkan dilaporkan ke polisi karena berfoto bersama suporter Persija dengan spanduk bertuliskan kalimat penghinaan bagi Persib.
Lucunya, baik Aliyudin ataupun Salim Alaydrus, tidak ada yang berhasil menunjukkan permainan terbaiknya selama berseragam Persib atau Persija.
Kalau anda, apa saga transfer di Indonesia yang anda ingat?