Sepakan

Boaz Solossa: Karir Gemilang yang Tak Pernah Pudar Meski Gagal di SEA Games 2009

170
×

Boaz Solossa: Karir Gemilang yang Tak Pernah Pudar Meski Gagal di SEA Games 2009

Sebarkan artikel ini
Prestasi Boaz Solossa
Foto/REUTERS/Beawiharta

TIMNAS.CO – Sampai saat ini tidak ada pemain sepak bola Indonesia yang punya karir dan pencapaian sebagus Boaz Solossa.

Bahkan mungkin influencer lokal yang gemar flexing barang mewah mahal namun desainnya norak serta mobil mewah secondhand, langsung minder saat kakak Boaz flexing pencapaiannya sebagai legenda sepak bola Indonesia.

Mulai dari juara cabang olahraga sepak bola Pekan Olahraga Nasional (PON) 2004 bersama Papua lengkap dengan gelar top skor yang dilanjutkan setahun sesudahnya dengan juara Liga Indonesia 2005 bersama, juara Piala Inter Island 2011, juara Community Shield 2009, juara Indonesia Soccer Championship A 2016. Semuanya bersama Jayapura.

Dan yang paling hebat, kaka Boaz pernah menyabet 3 gelar sekaligus yakni Juara Liga, top skor Liga, serta pemain terbaik (MVP) dalam tiga musim yakni 2009, 2011, dan 2013. Semua masih bersama Persipura Jayapura.

Bahkan kaka Boaz bisa flexing gelar Master-nya yang didapat dari Universitas Cenderawasih.

Satu kata: luar biasa.

Namun hanya satu yang tidak pernah dia dapat: prestasi bersama tim nasional Indonesia.

Prestasi kaka Boaz bersama ‘hanya' sebatas dua kali runner up Piala AFF 2004 dan 2016.

Bahkan pemain kelahiran Sorong ini dua kali mendapat cedera parah. Yang pertama di final Piala AFF 2004 ketika Indonesia berhadapan Singapura yang membuyarkan asa juara karena Boaz adalah pemain andalan saat itu meski usianya masih 18 tahun.

Dan tahun 2007 saat Timnas berhadapan dengan Hongkong dalam laga uji coba Pra Piala Asia 2007 setelah mendapat tekel horor dari pemain Hongkong.

Nama Boaz terpinggirkan dari Timnas. Dan yang paling menyedihkan, Boaz adalah bagian dari skuat 2009 Laos yang berakhir sangat menyedihkan.

SEA Games 2009 sendiri merupakan SEA Games pertama dan terakhir yang pernah diikuti Boaz Solossa.

Persiapan Timnas U-23 jelang SEA Games sendiri memang cukup berantakan. Dimulai dari mundurnya Cesar Payovich yang juga merupakan pelatih Timnas U-19.

Payovich lantas digantikan oleh Alberto Bica. Penunjukan pelatih asal Uruguay ini menimbulkan kontroversi.