Zinedine Zidane
Hingga kini, legenda hidup Perancis masih berstatus pengangguran. Meski dikabarkan akan melatih klub seperti PSG atau tim nasional Perancis nyatanya hingga kini Zidane masih santai menikmati uang hasil pesangonnya di Real Madrid.
Zidane kerap menerapkan taktik 4-3-3. Tadinya taktik ini masih asing bagi Timnas. Timnas sendiri baru mengenal taktik ini saat dilatih oleh Ivan Kolev. Peter Withe juga kerap memakai taktik ini sebagai alternatif formasi 4-4-2 yang biasa ia terapkan.
Dalam formasi 4-3-3, gaya main Zidane lebih mengalir dan tidak rigid seperti pelatih Belanda yang kerap menerapkan taktik ini. Louis van Gaal misalnya yang terobsesi dengan aturan baku dan textbook.
Bagi Zidane, tak peduli berapa passing, tapi kalo hanya bisa mencatatkan satu shot on target ke gawang maka tetap tidak ada artinya. Apalagi gagal menciptakan gol. Meski begitu, Zidane tetap mengutamakan pemain yang punya kontrol bola serta passing mumpuni.
Di Madrid, Zidane punya Sergio Ramos, Raphael Varane, Toni Kroos, Luka Modric, serta Casemiro. Semua pemain tersebut tangguh namun bagaikan gelandang elegan dalam memberikan passing.
Di Timnas, ada 3 bek yang punya kemampuan passing dan bertahan yang mumpuni: Rachmat Irianto, Fachrudin Aryanto, serta Jordi Amat.
Bahkan Indonesia juga punya Toni Kross, yakni Dedi “Kroosnandar” Kusnandar. Sayangnya, Indonesia masih kurang pemain lini serang yang kepercayaan dirinya full.
Di Madrid Zidane tak kesulitan mencari pemain macam ini. Ada Gareth Bale, Vinicius Jr, Karim Benzema, dan tentu saja Cristiano Ronaldo. Namun Zidane dapat memanfaatkan keahlian lainnya untuk Timnas yaitu memotivasi pemain. Dalam hal ini, Zidan jagonya. Timnas memang butuh motivasi yang lebih.
Luis Enrique
Jika Luis Enrique melatih Timnas, rasanya tak akan lama. Pelatih ini dikenal sebagai pelatih keras kepala. A ya A. B ya B. Dan mengingat kebiasaan PSSI yang mbalelo, pemain yang suka seenaknya, dan suporter yang banyak maunya, bisa jadi karir mantan pelatih AS Roma ini tak akan panjang umurnya di Timnas.
