Atas tindakannya, Hisyam Tolle dilaporkan ke polisi. Dan mendapatkan sanksi larangan bermain sepak bola selama lima tahun.
Tapi rupanya peristiwa tersebut bukanlah satu-satunya rekam jejak Hisyam Tolle dengan kekerasan. Saat membela Persebaya versi ISL 2014, Hisyam Tolle ribut dengan rekan satu tim, Alfin Tuasalamony. Alfin yang memang agak temperamen meladeni Hisyam. Keduanya saling baku hantam.
Hisyam Tolle yang berposisi sebagai bek tengah sebenarnya beruntung. Lepas dari Persebaya, Borneo FC mau menampungnya pada 2015. Namun malah terlibat perkelahian dengan pemain PSM Makassar, Guy Junior.
Hisyam Tolle masih menarik minat klub besar. Kali ini Sriwijaya FC pada ajang Indonesia Soccer Championship (ISC) A 2016 namun mengundurkan diri di tengah kompetisi karena alasan keluarga.
Hisyam Tolle kemudian bergabung dengan Persiba Balikpapan pada musim 2017. Namun sering melakukan tindakan indisipliner sehingga didepak pada putaran kedua.
PSS Sleman yang saat itu bermain di Liga 2 kemudian menampungnya. Hisyam Tolle menunjukkan kualitasnya sebagai bek tangguh.
Bahkan didapuk sebagai kapten tim. Namun bukannya makin memperbaiki diri, tabiat lamanya kembali muncul. Dia pun didepak.
Borneo FC memberikan kesempatan kedua bagi Hisyam Tolle. Dia bergabung sejak putaran kedua 2018. Namun kesempatan itu gagal dimanfaatkan.
Hisyam Tolle kembali bermain di Liga 2 bersama PSIM musim 2019 dan terjadilah insiden yang sudah dijelaskan di atas.
Hisyam Tolle punya kualitas. Dia pernah membela Timnas U-21 pada 2012. Sayangnya kualitas tidak dibarengi dengan mentalitas.
Setelah mendapatkan hukuman indisipliner, Hisyam Tolle ngamen kesana kemari sebagai pemain tarkam. Dan kini terancam Pasal 351 KUHP dengan hukuman di atas 5 tahun akibat tindakannya menikam sekuriti.