News

Puan Maharani: Penyelenggaraan Sepak Bola Indonesia Harus Ramah Perempuan, Anak, dan Kaum Difabel

87
×

Puan Maharani: Penyelenggaraan Sepak Bola Indonesia Harus Ramah Perempuan, Anak, dan Kaum Difabel

Sebarkan artikel ini
Puan Maharani
Ketua DPR RI Dr. (H.C.) Puan Maharani saat menutup turnamen sepakbola Piala Keluarga Besar Putra Putri (KBPP) Polri usia dini yang digelar sejak 12 November 2021 di Lapangan Renon, Denpasar, Bali. baru-baru ini. Foto: Eno/Man (Sumber: Laman DPR RI)

Timnas.co – Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), mendukung pembenahan tata kelola dunia sepak bola nasional. Ia meminta adanya penegakan hukum atas tragedi kemanusiaan di Stadion Kanjuruhan, Malang, yang menewaskan 135 orang.

Puan Maharani berharap transfomasi sepak bola dilakkan secara menyeluruh, termasuk pada proses penyelenggaraannya, khususnya dalam hal keselamatan dan kenyamanan bagi penonton. Penonton sepak bola Indonesia datang dari berbagai kalangan. Makanya, menurut dia penting untuk mengakomodir semua, baik itu pria, , anak, ataupun kaum difabel.

“Pertandingan sepak bola ini kan tidak hanya bisa disaksikan oleh kaum laki-laki semata. Maka penyelenggaraan sepak bola harus juga ramah bagi kelompok perempuan, anak-anak, dan juga teman-teman difabel,” ujar Puan.

Penyelenggara mestinya menyiapkan fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan untuk setiap kategori penonton pertandingan sepak bola. Hal ini, lanjut Puan, juga sejalan dengan UU No 11 Tahun 2022 tentang Keolahragaan dan Rancangan Undang-undang Kesejahteraan Ibu dan Anak (RUU KIA) yang sedang diperjuangkan oleh DPR.

Fasilitas-fasilitas itu berupa loket pembelian tiket khusus untuk perempuan, dan fasilitas penunjang bagi kelompok difabel di stadion maupun arena pertandingan,” jelasnya.

Dalam RUU KIA juga diatur agar setiap sarana umum menyiapkan tempat penitipan anak dan juga ruang menyusui.

“Saya bermimpi, dunia persepakbolaan kita dapat membuat ibu-ibu hamil dan ibu menyusui dapat menyaksikan jalannya pertandingan dengan nyaman,” papar Puan.

“Jika disiapkan ruangan khusus, ibu-ibu pecinta sepak bola bisa mendukung Timnas maupun klub idolanya sambil, misalnya, menyusui maupun pumping,” kata ibu dua orang anak itu.

Dunia sepak bola yang nyaman untuk anak dan perempuan dinilai Puan juga berpengaruh dalam penjaringan bibit unggul atlet sepak bola nasional. Sebab biar bagaimana pun, dukungan dari ibu punya peranan penting terhadap masa depan anak yang memiliki keunggulan di bidang sepak bola.

“Bayangkan berapa banyak ibu yang saat ini ketakutan mengirimkan anaknya untuk berlatih sepak bola karena adanya tragedi Kanjuruhan padahal anak-anak mereka adalah bibit-bibit unggul calon atlet sepak bola yang dapat mengharumkan nama bangsa,” ucap Puan.