Pendapat jika sebaiknya venue pertandingan laga Piala Dunia U-17 2023 sebaiknya tidak digelar di stadion berkapasitas besar ada benarnya.
Yang pertama adalah tentu saja tidak akan mengganggu jalannya kompetisi Liga 1 musim 2023-2024.
Apalagi 6 stadion yang diproyeksikan PSSI untuk menggelar laga Piala Dunia Junior tersebut, beberapa merupakan homebase beberapa klub: Stadion Utama GBK, Stadion Gelora Bung Tomo, Stadion Kapten I Wayan Dipta, Stadion Manahan, Stadion Si Jalak Harupat, dan Stadion Gelora Jakabaring.
Menjadi tim musafir kembali, meski mungkin hanya sekitar sebulan saja tentu akan melelahkan dan menambah beban keuangan bagi klub.
Belum lagi pemasukan yang berkurang dari penjualan tiket.
Dan terbukti pada musim lalu, beberapa klub yang menjadi tim musafir seperti Bali United mengalami penurunan performa akibat main kandang tapi tandang.
Piala Dunia U-17 sebenarnya memang tidak membutuhkan stadion yang besar. Karena Memang tidak terlalu menyedot animo masyarakat apalagi jika bukan Timnas Indonesia yang bermain.
Bahkan beberapa pecinta sepak bola di Indonesia sebenarnya kurang antusias.
Faktor tidak adanya pemain yang dikenal menjadi salah satu penyebab. Karena Memang rata-rata yang bermain adalah pemain dari akademi.
Jangankan pemain luar, pemain Timnas Indonesia U-17 saja banyak yang tidak tahu siapa saja yang ada di sana.
Malah ada yang menganggap ini hanya kompetisi antar anak-anak SBB yang memakai label “Piala Dunia”.
Beda dengan Piala Dunia U-20 yang mana pemainnya sudah mulai dikenal karena banyak yang sudah mendapatkan kepercayaan bermain di klub. Bahkan secara reguler.
Meski begitu, tetap saja persiapan harus dilakukan dengan matang. Tapi bukan berarti pula harus memaksakan 6 stadion yang semula akan digunakan untuk Piala Dunia U-20 menjadi venue untuk Piala Dunia U-17.
Terlebih Piala Dunia U-20 yang sedianya berlangsung di Indonesia dulu itu dilangsungkan pada saat Liga 1 musim 2022-2023 selesai.
Beberapa stadion rasanya cocok sebagai venue penyelenggaraan Piala Dunia U-17 nanti.