News

Perjalanan Tak Konsisten Model Trofi Liga Indonesia

314
×

Perjalanan Tak Konsisten Model Trofi Liga Indonesia

Sebarkan artikel ini
Throphy Juara Liga 1
instagram/liga1match

Memberikan sebuah piala atau trofi bagi di dalam suatu kompetisi adalah sebuah kewajaran dan menjadi tradisi. 

Jika lomba burung kicau saja ada trofi bagi sang juara (meski yang diincar adalah uang hadiah dan melonjaknya harga jual burung yang menjadi juara), Maka kompetisi juga ada trofinya.

Namun kebanyakan, trofi kejuaraan sepak bola selalu konsisten dan tidak berubah. 

Memang beberapa ada yang mengalami perubahan. Trofi Piala Dunia yang kita kenal sekarang ini, pada era-era asal bentuknya tidak seperti itu. Lebih kecil bahkan mirip Piala Oscar.

Atau trofi Liga Champions Eropa. Awalnya lebih kecil. Tidak jumbo seperti sekarang ini walau ciri khas “Kuping Besar” sudah terlihat dan dipertahankan.

Trofi kejuaraan sepak bola tertua di dunia, FA Cup juga awalnya tidak seperti sekarang ini. Namun tidak mengalami perubahan yang signifikan. 

Yang ikonik juga ada trofi Liga Premier Inggris yang dilengkapi dengan mahkota yang bisa dicopot.

Atau trofi Bundesliga Jerman atau Eredivisie Belanda yang berbentuk lempengan seperti velg mobil. 

Sementara Ligue 1 Prancis agak berbeda sendiri. Mungkin karena orang Prancis lebih “nyeni”.

Semua trofi yang disebutkan tadi nyaris tidak pernah berubah. Tetap konsisten dan menjadi ikonik.

Bahkan biarpun kerap berganti sponsor, mulai dari bank, minuman beralkohol, hingga mungkin suatu saat disponsori oleh produk mie telor atau bihun jagung, rasanya bentuk trofi akan dipertahankan.

Karena satu hal: bukan di .

Ya, hanya di Indonesia yang bentuk trofi untuk liga sepak bolanya yang tidak pernah konsisten.

Sama seperti nama kompetisi yang selalu berubah karena sponsor, bentuk trofi bagi juara Liga Indonesia selalu berubah bentuk.

Bahkan karena sering berubah, tidak ada yang ingat bagaimana bentuk trofi Liga Indonesia.

Saat pertama kali dimulai secara profesional pada 1994-1995, trofi juara Liga Indonesia saat itu berbentuk lonjong dengan satu sayap. 

Setelah itu trofi selalu berganti-ganti bentuk. 

Bahkan tidak jarang saat trofi diserahkan, si trofi tersebut masih disimpan di dalam kotak kaca. Jadi pemain tidak dapat menyentuh trofi tersebut.