Hal ini pun sempat membuat Shin Tae-yong kesal. Ia menganggap klub Elkan dan Sandy menganggap remeh Timnas Indonesia.
“Saya langsung mendatangi klubnya mereka (Sandy dan Elkan). Waktu itu pertemuannya positif, tapi tidak diberikan kepastian,” kata Shin Tae-yong.
“Saya minta Elkan bisa gabung ke timnas setelah babak fase grup. Untuk Sandy juga setelah (pertandingan) tanggal 23 Desember, biar bisa main lawan Brunei Darussalam,” katanya lagi.
Setelah sekian lama menunggu, akhirnya Shin Tae-yong mendapati dua pemainnya itu tidak mendapat izin dari klub.
Jeda Kompetisi Lokal
Usaha Shin Tae-yong untuk mendaratkan trofi Piala AFF 2022 dengan skuad mumpuni harus terganggu kendala teknis.
Mandeknya Liga 1 berimbas pada mental pemain sampai kondisi fisik pemain.
Kebanyakan dari klub-klub Liga 1 hanya mengandalkan laga uji coba untuk menjaga kondisi fisik.
“Penguatan fisik dasarnya kurang. Apalagi liganya libur. Jadi mempertahankan fisik pemain itu sulit sekali,” kata pelatih fisik Timnas Indonesia, Sing Sang-gyu.
Hal ini juga sudah mendapat perhatian dari pelatih Shin Tae-yong sebelum laga Indonesia vs Kamboja. Dengan nada pesimis, ia mengungkapkan bahwa performa pemain agak menurun.
“Tragedi Kanjuruhan memang yang terbesar, dan sudah pasti dampaknya melekat performa pemain yang menurun,” kata Shin Tae-yong lagi.