Timnas.co – Soha, salah satu media Vietnam sindir Shin Tae-yong. Soha menyebut Shin Tae-yong sebagai pelatih buruk jelang duel kedua Vietnam vs Indonesia di semifinal Piala AFF 2022.
Soha dalam sebuah artikel yang dipublish hari ini bahkan mempertanyakan kapasitas Shin Tae-yong sebagai pelatih dengan jam terbang tinggi sekelas Piala Dunia.
Lalu, apa yang membuat Soha mengkritik keras musuh bebuyutan Park Hang Seo itu?
Pertandingan leg pertama antara Indonesia melawan Vietnam memang meninggalkan banyak perdebatan. Duel berlangsung keras dan panas.
Yang paling disorot adalah ulah bek Vietnam Doan Van Hau. Aksi kerasnya di lapangan mengundang kritikan tajam dari suporter hingga pelatih.
Salah satunya aksi Van Hau yang melakukan tekel terbang ke arah Dendy Sulistyawan di babak kedua. Kemudian tendangan keras ke kaki Ricky Kambuaya di injury time.
Usai laga, Shin Tae-yong mengatakan Van Hau layak kartu merah. Tidak sampai disitu, Shin Tae-yong kemudian mengunggah tiga video yang berisi aksi brutal Van Hau pada pertandingan melawan Malaysia dan Indonesia.
“Wasit dan pemain harus fair play dan saya berharap semoga tidak lagi ada kejadian seperti ini,” tulis Shin Tae-yong dalam unggahannya.
Inilah yang membuat Soha mengolok-olok Shin Tae-yong dengan menyebutnya sebagai pelatih buruk.
Soha mengingatkan agar Shin Tae-yong tidak terjebak dalam permainan media sosial.
Sebagai pelatih yang punya pengalaman bertanding di Piala Dunia, Shin Tae-yong mestinya menggunakan waktu konferensi pers untuk mengkritik jalannya pertandingan.
“Sebelum leg kedua semifinal Piala AFF 2022 melawan Vietnam, pelatih Indonesia Shin Tae Yong memposting klip 3 tembakan kasar Van Hau. Ini bukan hal yang baik sebagai pelatih kepala tim nasional,” tulis Soha.
“Sebagai pelatih kepala tim nasional, yang pernah memimpin arena bergengsi Piala Dunia 2018, pelatih Shin Tae Yong tidak boleh jatuh ke dalam perangkap menyerang pemain di jejaring sosial sebelum pertandingan, pertandingan yang sangat penting!”
“Karena tugas pelatih hanya mempersiapkan secara profesional agar pertandingan bisa menang. Terserah penonton dan fans untuk menilai apakah pemain lawan bermain kasar atau tidak. Atau yang lain, pelatih harus segera bereaksi dalam konferensi pers pasca pertandingan daripada mengkritik di jejaring sosial.”
