News

Kerusuhan Terus Terjadi, Bukti Nyata Suporter Indonesia Tak Bisa Dewasa

230
×

Kerusuhan Terus Terjadi, Bukti Nyata Suporter Indonesia Tak Bisa Dewasa

Sebarkan artikel ini
Oknum suporter Aremania ricuh di Liga 1 (Sumber Twiter Faktabola)
Oknum suporter Aremania ricuh di Liga 1 (Sumber Twiter Faktabola)

Kerusuhan suporter sepak bola Indonesia kembali terjadi dalam laga antara Persik Kediri melawan , Sabtu (15/7/2023) lalu.

Pengamat sepak bola Indonesia, Sigit Nugroho menilai, hal ini menjadi bukti suporter Indonesia yang tak pernah bisa dewasa dalam menikmati pertandingan sepak bola.

Ia mencontohkan, di luar negeri, meski tensi para pendukung memanas sepanjang pertandingan, namun kedua belah suporter tetap bisa menyaksikan pertandingan secara bersama-sama.

“Mereka sudah terbiasa, sementara di sini, begitu yang satu merayakan gol, sepertinya melakukan kesalahan atau dosa besar sehingga harus dipukuli, saya pikir tidak seperti itu,” ujar Sigit kepada wartawan, Senin (17/7/2023).

Sigit mengatakan, apabila ada segelintir oknum suporter yang membuat kerusuhan, sebaiknya suporter lain melerai atau melaporkan kepada pihak keamanan yang berada di lokasi.

Menurutnya, dengan tindakan tersebut, maka para oknum suporter tersebut bisa diamankan dan pertandingan bisa berjalan secara kondusif. Bukan justru malah terpancing emosi dan membuat kericuhan semakin meluas.

“Karena untuk menertibkan suporter yang rusuh bukan wilayah suporter tuan rumah, melainkan pada aparat kepolisian,” lanjutnya.

Meski tidak menyebut semua suporter Arema menjadi biang kerusuhan, Sigit mendukung adanya sanksi tegas terkait kerusuhan yang terjadi.

Ia mengatakan, sesungguhnya PSSI sudah membuat aturan jelas mengenai larangan suporter tim tamu untuk hadir menyaksikan pertandingan ke stadion.

Maka dari itu, ia menunggu tindakan tegas PSSI untuk menjatuhkan sanksi agar memberi efek jera kepada para pelaku kerusuhan tersebut.

“Saya pikir sanksi itu bagus karena itu menimbulkan efek jera, tetapi saya ingatkan lagi sudah pernah terjadi Aremania yang disanksi dengan mudahnya lalu keluar,” ujarnya.

“Jadi kalau itu terulang lagi dan terus berulang. Maka, kesalahannya bukan lagi di Aremania, tetapi di PSSI-nya,” tandasnya.

Sebelumnya, Ketua Umum PSSI Erick Thohir sudah angkat bicara mengenai peristiwa kerusuhan antar suporter yang terjadi dalam laga antara Persik Kediri melawan Arema FC pada lanjutan 2023/2024.