Laga perdana Asian Games 2023 antara Indonesia vs Kirgistan akan digelar di Stadion Zhejiang, Jinhua, China pada malam nanti.
Setelah itu, Ernando Ari dan kolega akan berjumpa dua kontestan lainnya di Grup F, yakni Chinese Taipei (Taiwan) dan Korea Utara.
Timnas Indonesia kelompok usia baru sekali bertemu Kirgistan pada 2017. Saat itu, Merah Putih takluk 0-1.
Timnas Indonesia memang belum bisa berbicara banyak di Asian Games. Prestasi terbaik adalah menembus 16 besar dua kali beruntun, yakni pada 2014 di Seoul dan 2018 di Jakarta-Palembang.
Lalu, bagaimana dengan kekuatan Kirgistan? Seberapa besar peluang Indonesia untuk meraih kemenangan? Berikut ulasan selengkapnya.
Suka Gonta-ganti Formasi
Meski di atas kertas timnas Indonesia difavoritkan keluar sebagai pemenang, sebenarnya sulit untuk mengukur seberapa besar kekuatan Kirgistan.
Apalagi anak asuh Maksim Lisitsyn itu diketahui doyan gonta-ganti formasi, bergantung pada siapa lawannya.
Pada Kualifikasi Piala Asia U-23 misalnya, Kirgistan nyatanya sanggup membuat Korea Selatan tak berkutik dengan formasi 5-4-1. Nurbol Baktybekov dkk. memang kalah 0-1, tetapi Kirgistan mampu menyulitkan negeri ginseng tersebut.
Menariknya, ketika mereka ditahan imbang Myanmar 1-1, Lisitsyn memakai formasi 4-3-3 yang sangat ofensif. Hal ini bakal membuat Timnas Indonesia U-24 kesusahan menerka pola apa yang akan digunakan Kirgistan nanti.
Postur Tubuh Menjulang
Dinukil dari laman Transfermarkt, skuad Kirgistan terbilang menjulang tinggi. Bahkan kiper Kurmanbek Nurlanbekov yang baru berusia 19 tahun, memiliki postur setinggi 189 cm.
Pemain paling pendek yang dimiliki Kirgistan ada tiga, itupun tingginya masih 175 cm, cukup menjulang buat pemain berusia kurang dari 23 tahun.
Tanpa Kemenangan
Penampilan Kirgistan di Asian Games ternyata justru masih lebih buruk daripada timnas Indonesia. Mereka ikut serta pada 2010, 2014, dan 2018, namun selalu gagal lolos dari fase grup.
Selain itu, Kirgistan juga belum pernah meraih satu kemenangan pun selama mengikuti Asian Games pada tiga edisi beruntun. Hal ini berbeda dengan Indonesia yang pernah berhasil lolos fase grup pada edisi 2014 dan 2018.
