News

Bima Sakti Sebut Karier Penggawa Timnas U-17 Masih Panjang

110
Bima Sakti
Bola.net/Ikhwan Yanuar

Timnas.co – Publik Indonesia dibuat terkejut dengan hasil pertandingan Indonesia U-17 melawan Malaysia di petandingan terkahir grup B kualifikasi Piala Asia U-17 2023 tadi malam.

Pasalnya, bermain dengan modal pemimpin klasemen sementara, Indonesia justru dibantai 1-5 oleh sang rival di Stadion Pakansari, Cibinong.

Kekalahan itu membuat Indonesia harus bersabar dan harus menyerahkan tiket lolos ke putaran final Piala Asia U-17 tahun depan ke tangan Malaysia.

Sontak hasil tersebut membuat posisi pelatih Bima Sakti disorot khalayak ramai. yang berjanji akan menampilkan yang terbaik justru sebaliknya.

Sadar akan posisi, Bima Sakti pun meminta maaf meski dirinya sendiri kecewa atas hasil tadi malam. Tak cukup disitu, Bima juga mengaku akan bertanggung jawab.

Dia ingin mengembalikan mental tim yang mental karena kekalahan tersebut. Sebab menurutnya kegagalan bukanlah akhir perjalanan karier Arkhan Kaka dan kolega di sepak bola.

“Saya bilang ke pemain agar bisa mengambil pelajaran dan pengalaman dari turnamen in untuk mereka ke depan,” ucap Bima Sakti.

“Karier mereka masih panjang. Ini tanggung jawab saya sebagai pelatih,” sambungnya.

Penyebab kekalahan

Menurut Bima, ada beberapa faktor penyebab kekalahan skuad Garuda Asia dari Harimau Malaya muda tadi malam.

Pertama, sisi bek sayap kanan Indonesia yang sukses di eksploitasi Malaysia. Bahkan hingga jeda babak pertama pemain Malaysia selalu menggunakan celah itu untuk meneror gawang yang dikawal Andrika.

“Sisi bek sayap kanan kami dieksploitasi oleh Malaysia. Sampai babak pertama habis masih diserang dari sisi itu,” ujar Bima Sakti, usai laga.

Kedua sulitnya koordinasi. Sebelum pertandingan Bima sudah tahu kekuatan Malaysia. Salah satunya berada pada pemain bernomor punggung 7, Arami Wafiy.

Selama ini, setiap Malaysia bertanding, Arami Wafiy selalu ditugaskan menyerang penuh. Hal yang sama terjadi saat bersua Indonesia.

Namun, koordinasi di lini tengah yang kurang membuat Indonesia sulit meredam pergerakan pemain lawan.

“Kami sudah menganalisis. Dia tugasnya 60 persen menyerang, 40 persen bertahan. Itu yang agak menyulitkan kami dan koordinasi di tengah agak sedikit terbuka,” ungkapnya.

Exit mobile version