Produk-produk Made in Japan mulai mencoba masuk ke pasar Indonesia pada tahun 1960-an dan mulai gencar pada tahun 1970-an.
Namun kala itu produk asal Jepang kurang dilirik oleh masyarakat Indonesia karena masyarakat masih ragu akan kualitas barang bikinan Jepang.
Saat itu masyarakat lebih memilih produk buatan Eropa seperti Jerman dengan Grundig atau Swedia dengan Electrolux untuk produk elektronik konsumsi rumah tangga.
Alasannya, masyarakat takut produk Jepang tidak awet dan desainnya terkesan meniru barang buatan Eropa maupun Amerika.
Yang lebih parah adalah ejekan masyarakat waktu itu terhadap mobil buatan Jepang. Pada tahun 1970-an, salah satu mobil merk Mazda masuk ke pasar Indonesia. Bentuknya benar-benar kotak. Masyarakat menyebutnya sebagai Mazda Kotak Sabun.
Parahnya, beredar rumor di masyarakat jika cat mobil Mazda yang aslinya bernama Mazda B600 tersebut dikelupas, maka akan muncul tulisan Palmboom atau Blue Band. Singkatnya, mobil tersebut digosipkan terbuat dari bekas kaleng margarin.
Tapi perlahan produk Jepang menunjukkan kualitas yang tidak kalah dari produk Eropa atau Amerika. Bahkan dengan harga serta perawatan yang jauh lebih ekonomis.
Dan kini produk Jepang sudah menjadi produk unggulan kualitas nomor satu. Termasuk para pemain sepak bolanya.
Dengan harga yang ekonomis tapi berkualitas, pemain sepak bola kini laris manis di pasaran. Tidak terkecuali di Indonesia.
Pemain Asia kini didominasi oleh para pemain Jepang. Bahkan klub-klub di Liga 2 juga memanfaatkan kuota pemain asingnya dengan merekrut pemain Jepang.
Namun tidak semuanya berkualitas. Ada saja yang kualitasnya di bawah standar. Dan jika yang pertama kali terlintas dalam benak anda adalah mantan gelandang PSIS Semarang, Ryo Fujii, maka anda tidak salah.
Yang berkualitas tentu ada. Taisei Marukawa, Kenzo Nambu, Mitsuru Maruoka, serta Sho Yamamoto adalah jawabannya. Meski nama yang terakhir sedang mengalami penurunan performa.
Dan kini, pemain Jepang yang menjadi idola baru khususnya bagi Jakmania, tentu saja Ryo Matsumura.
