TIMNAS.CO – Bagi orang awam, film Rambo garapan Hollywood Amerika Serikat adalah sebuah upaya pembelokkan sejarah kekalahan Amerika Serikat pada Perang Vietnam.
Nyatanya, film yang dibintangi oleh Sylvester Stallone ini sebenarnya membahas trauma para veteran Perang Vietnam yang terus membekas hingga sepanjang hayatnya.
Tentara AS ini harus menghadapi medan perang yang tidak pernah dihadapi sebelumnya: hutan tropis yang lebat, taktik perang gerilya, penggunaan ranjau darat, serta ada beberapa taktik psikologis lainnya mampu membuat Tentara AS yang tergabung dengan koalisi beberapa negara seperti Perancis dan Australia tumbang.
Inilah yang membuat Vietnam menjadi negara yang disegani dalam pertempuran.
Dan Vietnam berusaha menggunakan taktik yang sama untuk tujuan lainnya: menjadi raja sepak bola Asia Tenggara.
Vietnam sadar, Thailand adalah penguasa mutlak sepak bola Asia Tenggara. Konfrontasi langsung dengan Thailand akan berujung sia-sia dan tidak meninggalkan jejak yang akan menjadi pembahasan di kemudian hari.
Maka Vietnam mencari lawan yang bisa dimanfaatkan untuk dapat menyingkirkan Thailand dari singgasananya. Dan Vietnam memilih Indonesia.
Rekor pertemuan Vietnam dengan Timnas Indonesia sebenarnya tidak terlalu bagus secara keseluruhan. Bahkan persentase kemenangan hanya sekitar 40 persen lebih. Dan yang pasti, Timnas Indonesia tidak pernah menganggap Vietnam sebagai ancaman.
Vietnam sadar, Timnas Indonesia sudah dari dulu mengincar posisi Thailand sebagai raja sepak bola Asia Tenggara. Vietnam juga sadar, Timnas Indonesia selalu kesulitan jika menghadapi Thailand.
Dan Vietnam berhasil memanfaatkan taktik psikologis pada ajang Piala AFF 1998 untuk menjatuhkan Timnas Indonesia.
Saat itu Vietnam menjadi tuan rumah ajang “piala dunia” antar negara Asia Tenggara tersebut. Vietnam tengah membangun kekuatan sepak bolanya.
Hal itu diperlihatkan dalam fase grup Piala AFF 1998. Dengan dukungan suporter, Vietnam menjadi tim yang menakutkan. Bahkan terlalu menakutkan bagi Timnas Indonesia dan Thailand.
