Indonesia mengawali ajang Piala AFF U-23 dengan hasil negatif. Sempat unggul lebih dulu, skuad Garuda ditekuk Malaysia dengan skor 1-2.
Timnas Indonesia memang dalam kondisi tidak ideal untuk mengarungi kompetisi Piala AFF U-23 di Thailand. Pasalnya, kompetisi ini tidak termasuk dalam kalender FIFA, sehingga membuat klub enggan melepaskan para pemainnya.
Atas hal tersebut, para pemain andalan timnas Indonesia yang berkarir di luar negeri seperti Marselino Ferdinan, Elkan Baggott dan Pratama Arhan tidak ada dalam skuad. Begitu juga pemain naturalisasi baru, Ivar Jenner dan Rafael Struick.
Buruknya komunikasi PSSI dengan klub di Liga 1 juga semakin menambah runyam skuad Garuda Muda. Akhirnya, timnas Indonesia juga tidak bisa diperkuat Rizky Ridho dan Dzaky Asraf karena tidak diizinkan klubnya masing-masing.
Tidak adanya para pemain bintang yang sudah kenyang pengalaman membela timnas Indonesia, membuat permainan skuad Garuda bak kembali ke setelan pabrik!
Dalam laga yang berlangsung Jumat (18/8/2023) malam tadi, pemain timnas Indonesia kerap terlalu lama mengontrol bola, memainkan umpan-umpan panjang, dan kerap salah mengambil keputusan.
Para pemain yang menjadi debutan di laga perdana tersebut, juga tidak menampilkan permainan terbaik mereka. Padahal, Malaysia juga mengalami nasib serupa karena tidak diperkuat pemain andalannya.
Absennya Marselino memberikan pengaruh signifikan di timnas Indonesia, Beckham Putra yang tampil menggantikan Marselino tak mampu mengatur ritme permainan di lapangan tengah.
Beckham terlihat sulit keluar dari pressing yang dilakukan pemain Malaysia, ia tak mampu melepaskan umpan kunci kepada duet striker Indonesia.
Duet Ramadhan Sananta dan Irfan Jauhari sebenarnya tampil cukup baik di babak pertama. Sayangnya, Irfan mengalami masalah sehingga harus diganti di awal babak kedua oleh Muhammad Ragil.
Penampilan Ragil malah tidak membantu, ia kerap terlalu lama mengontrol bola sehingga membuat serangan Indonesia kehilangan momentum.
Secara keseluruhan, penampilan timnas Indonesia semalam seperti mengembalikan ciri khas permainan sebelum era Shin Tae-yong, yakni berlama-lama pegang bola, salah umpan, dan memainkan umpan langsung ke depan.