Teco memang memainkan sepak bola pragmatis. Tapi yang diterapkan oleh Teco benar-benar pragmatis.
Pola 4-3-2-1 sebenarnya bukanlah pola yang usang. Hanya saja di tangan Teco, pola tersebut menjadi semakin tidak menarik.
Pasalnya, pilihan taktiknya hanya long pass, dikejar pemain sayap, crossing ke Spaso. Mentok-mentok andalan set piece apabila serangan buntu.
Pola tersebut mungkin dulu bisa efektif. Spaso yang sekarang sudah bukan lagi Spaso yang dulu. Lagipula, Bali United terlihat kehilangan pressing setelah ditinggal Rizky Pellu ke PSM.
Belum lagi taktik guling-guling bila skor sudah unggul.
Kini suporter Bali United, bahkan yang netral sekalipun pesimis jika Bali United di tangan Teco akan berbicara banyak di kompetisi Asia.
Dulu Teco tidak bisa mendampingi Bali United karena masalah lisensi. Namun nyatanya pada AFC 2022 dengan didampingi oleh Teco, Bali United tetap tidak bisa berbicara banyak.
Kini bertambah lagi alasan mengapa sebagian besar suporter Bali United memboikot laga dengan tidak datang ke stadion:
Sudah bayar mahal, yang disuguhi permainan ala Teco.
