Analisis

PSSI Pilih Kasih?

282
×

PSSI Pilih Kasih?

Sebarkan artikel ini
pssi suporter
Dok PSSI

Tidak boleh ada suporter tandang pada musim ini.

Kalimat tersebut tegas terucap oleh badan tertinggi yang mengurus sepak bola di negara ini.

Nyatanya masih saja ada sekelompok suporter yang datang menyaksikan klub kesayangannya dalam laga tandang.

Yang terbaru adalah sekelompok suporter Persebaya Surabaya yang tetap nekat datang menyaksikan Ernando Ari dan kawan kawan beraksi di Stadion Jatidiri, Semarang dalam lanjutan pekan ketiga minggu lalu.

Bahkan para pemain Persebaya yang dipimpin oleh Ferdinand Sinaga datang menghampiri suporter yang ada di tribun, memberi hormat seraya meminta maaf karena gagal memberikan hasil terbaik.

Banyak yang menyindir “ulah” sekelompok suporter Persebaya yang tetap nekat datang. 

Meski tidak terjadi gesekan, mengingat masa lalu suporter PSIS Semarang dengan suporter Persebaya Surabaya yang dipenuhi dengan kekerasan, ulah para suporter Persebaya yang nekat datang bisa menginspirasi suporter lain untuk datang ke laga tandang.

Namun tidak sedikit juga yang memuji dan memaklumi ulah nekat suporter Persebaya yang memakai nama “Keluarga Sho Yamamoto” tersebut.

Sulitnya untuk menghalangi niat para suporter untuk datang ke laga tandang menjadi salah satu pemakluman.

Sementara pujian diberikan karena mereka bisa menjadi contoh, tidak perlu ada yang ditakutkan dengan kedatangan suporter kandang. Gesekan sudah pasti tidak akan pernah dihilangkan. 

Persebaya sendiri akhirnya menanggung akibat dari ulah suporternya tersebut. Mereka diharuskan membayar denda dengan nominal 25 juta setelah jatuhnya vonis dari Komisi Disiplin .

Tapi hukuman bagi Persebaya justru menuai kontra di mata pecinta sepak bola. Mereka menilai begitu cepatnya PSSI dan Komisi Disiplin menjatuhkan hukuman denda.

Termasuk hukuman kepada PSM Makassar saat laga pekan kedua dimana terjadi keributan antar sesama suporter di dalam Stadion Gelora BJ Habibie Parepare.

PSM mendapatkan hukuman denda sebesar 45 juta Rupiah dan penutupan sebagian Stadion Gelora BJ Habibie (tribun selatan) sebanyak satu kali laga kandang.