Analisis

Menggali Solusi Bijak untuk Pengembangan Pemain Muda: Meninjau Regulasi dan Kompetisi Alternatif

62
×

Menggali Solusi Bijak untuk Pengembangan Pemain Muda: Meninjau Regulasi dan Kompetisi Alternatif

Sebarkan artikel ini
Pemain Muda Marselino Ferdinan
instagram/pssi

TIMNAS.CO – Regulasi soal kuota pemain asing 5+1 (ASEAN) masih akan terus mengundang polemik dan perdebatan. 

Beberapa pendapat muncul di permukaan perihal kuota pemain asing 5+1 tersebut hanya akan mengurangi jatah bermain bagi .

Dan pendapat tadi sebenarnya tidaklah salah. Untuk apa klub membayar mahal gaji pemain asing jika tidak untuk dipakai di setiap pertandingan? 

Sebenarnya, dalam surat edaran dan PT LIB ada regulasi yang mengatur agar setiap klub wajib menurunkan pemain U-23 dalam sebelas pertama dengan durasi bermain minimal 45 menit.

Tapi lagi-lagi, netizen Indonesia yang rata-rata punya lisensi kepelatihan AFC Pro mencibir hal tersebut. Kenapa harus U-23? Kenapa bukan U-21 atau U-20?

Jadi begini, menurunkan pemain di bawah usia 20 tahun di kompetisi profesional rawan resiko. 

Tubuh pemain muda itu umumnya masih berkembang. Jika terlalu dipaksakan, yang ada malah menghambat perkembangannya sendiri. 

Belum lagi resiko cedera. Untuk pemain muda di bawah usia 20 tahun, yang jadi masalah bukan cedera fisiknya. Tapi pemulihan mental akibat cedera. 

Sudah banyak kasus pemain muda yang mendapat cedera parah dan sulit bangkit lagi karena beban psikologis. 

Memang ada beberapa pemain di bawah usia 20 tahun yang langsung menunjukkan bakatnya bersama tim senior. Marselino Ferdinan misalnya.

Nama Marselino Ferdinan menjadi alasan para pengamat dadakan perihal regulasi menit pemain muda. Menurut mereka, pemain muda di bawah usia 20 tahun harus diberi kesempatan bermain agar lahir kembali Marselino Ferdinan yang baru.

Nyatanya, hal tersebut tidak semudah ketikan jari di keyboard ponsel pintar. Butuh lebih dari sekedar skill untuk bisa menjadi Marselino Ferdinan.

Hal ini pernah diungkapkan sendiri oleh Indra Sjafri. Menurutnya, faktor kepribadian adalah penentu terbesar bakal sukses atau tidaknya pemain muda nanti. 

Apalagi memang yang kita tahu, usia di bawah 20 tahun merupakan fase mencari jati diri. Masih coba-coba mengikuti tren yang ada.