Namun, yang paling melekat dengan PSDS Deli Serdang tentunya adalah Ansyari Lubis.
Kembali ke soal penjualan saham, meski dinilai baik karena mengajukan syarat tidak mengubah identitas asli, namun oleh sebagian pecinta sepak bola syarat tersebut malah justru makin menyusahkan klub tersebut untuk dijual.
Mengingat tabiat orang Indonesia yang gemar memaksakan kehendaknya. Sebuah mental OKB yang rajin dipelihara.
Selain itu, pecinta sepak bola jadi makin khawatir dengan Liga 2. Jika klubnya saja bermasalah, bagaimana nanti dengan nasib pemainnya. Apalagi kabarnya akan ada regulasi pemain asing.
Ini baru satu klub yang menyerah dan memproklamirkan diri dalam kondisi pailit. Pecinta sepak bola jadi curiga sebenarnya masih ada lagi klub Liga 2 yang mengalami masalah keuangan.
Soal verifikasi pun dipertanyakan. Apakah tidak ada yang mengaudit klub-klub di Indonesia?
Ada yang berpendapat jika harusnya dengan keadaan yang bermasalah seperti ini, PSDS Deli Serdang harus dikembalikan lagi ke Liga 3 atau divakumkan saja statusnya sembari menunggu keadaan klub sehat kembali.
Masalah PSDS Deli Serdang mungkin bisa jadi hanyalah sebuah puncak gunung es. Di bawahnya masih banyak masalah yang terpendam dan masih belum terkuak.