Analisis

Keributan Penggemar Badminton dan Sepakbola, Siapa yang Paling Berprestasi?

168
×

Keributan Penggemar Badminton dan Sepakbola, Siapa yang Paling Berprestasi?

Sebarkan artikel ini
Penggemar Sepakbola
instagram/pssi

TIMNAS.CO – Sungguh serba salah jadi suporter sepak bola. Lebih serba salah lagi jika jadi suporter klub Indonesia atau Timnas Indonesia.

Di mata suporter sepak bola yang mendukung klub luar saja, posisi suporter klub Indonesia dan Timnas Indonesia selalu termarjinalkan.

Mulai selalu di-cap sebagai kalangan pekerja kerah biru, biang rusuh, norak, dan lain sebagainya. Padahal sepak bola di negara manapun adalah olahraga pekerja kerah biru. 

Di mata penggemar cabang olahraga lain, sepak bola hanyalah olahraga yang menghabiskan anggaran, penuh kekuatan otot dan adu urat ketimbang otak.

Dan kemarin terjadi keributan antara penggemar badminton dengan penggemar sepak bola soal siapa yang paling berprestasi.

Sebagai penggemar sepak bola yang baik, tentu saja hal semacam ini sebaiknya dihindari. Lagipula pada kenyataannya, memang badminton Indonesia lebih mendunia dibanding sepak bola. 

Jika penggemar badminton tahu Anders Lindegaard, mantan kiper cadangan Manchester United pernah mengejek badminton itu olahraga yang tidak ada gunanya, tentu makin tersudutlah penggemar sepak bola. Sebagai tambahan, Lindegaard adalah orang Denmark. Dan di Denmark, badminton sangat populer.

Saat berencana mengadakan acara arak-arakan menyambut kesuksesan , tentunya bukan disambut gembira. Tapi disambut dengan berbagai nyinyiran.

Kemenpora akhirnya juga mengadakan arak-arakan bagi atlet kontingen olahraga lain yang ikut meraih di SEA Games kemarin. Tapi lagi-lagi sambutannya negatif.

Jujur, sebenarnya sebagian penggemar sepak bola tanah air tidak pernah menginginkan adanya arak-arakan. Bahkan dengan embel-embel “Buka Puasa 32 Tahun”.

Penggemar sepak bola sudah lebih dari bersyukur Timnas Indonesia U-22 bisa pulang dengan selamat dengan membawa medali emas.

Tidak ada yang salah dengan arak-arakan. Di negara lain juga begitu. Tapi sudah cukup itu saja. Jangan sampai terlena.

Jangan mau datang diundang ke acara-acara tv yang tidak jelas dengan hanya berjoget atau bernyanyi. Bilang saja “nanti dulu”