Sistem local pride Bima Sakti kubur mimpi dua wonderkid ini untuk bela Timnas. Satu di antaranya malah diajak tim lawan dan sukses lolos Piala Asia.
Timnas.co – Pelatih Timnas Indonesia U-17, Bima Sakti, punya prinsip lebih percaya pemain lokal atau local pride mengisi skuad asuhannya.
Hal itu Bima Sakti buktikan kala mengikuti kualifikasi Piala Asia U-17 2023 belum ini. Kualitas local pride mengisi semua lini pemain tim Garuda Asia.
Namun siapa sangka, gara-gara hal itu Indonesia terpaksa kehilangan dua bintang muda yang sudah lama menimba ilmu di luar negeri punya mimpi membela Timnas. Siapa saja mereka?
Ya, dua pemain itu bernama Abdurrahman Iwan dan Welberlieskott de Halim Jardim.
Abdurrahman Iwan
Pemain yang sudah lama menimba ilmu di Qatar ini sangat berhasrat membela Timnas Indonesia. Sayangnya, keinginan itu tidak digubris Bima Sakti.
Iwan memang lahir di Qatar. Namun, orang tuanya merupakan warga pasangan asli Indonesia dari Banten. Ia memilih tinggal di Qatar karena orang tuanya bekerja di negara tersebut.
Karena tidak dilirik Bima Sakti, Iwan malah dibajak Timnas U-17 Qatar. Ia menerima tawaran dari Qatar karena tidak pernah diajak Indonesia membela Timnas.
Pada kualifikasi Piala Asia U-17 kemarin secara mengejutkan Iwan sukses membawa Qatar U-17 lolos ke putara final tahun depan.
Berbeda dengan Bima Sakti yang terlihat sibuk menenangkan anak asuhnya yang kecewa karena gagal melaju ke putaran final ditambah kalah memalukan dari tik rival, Malaysia, 1-5.
Ketika ditanya mengapa Bima Sakti tidak menggunakan jasa Abdurrahman Iwan, pria berusia 46 tahun ini menjawab kalau dia masih percaya dengan kemampuan pemain lokal.
Dia khawatir ketika mendatangkan pemain dari luar negeri justru akan melukai perasaan pemain lokalnya.
Welberlieskott de Halim Jardim
Welber merupakan pemain akademi Sao Paolo kelahiran Banjarmasin. Ia merupakan keturunan dari eks pemain asing di Liga 1 yang menikah dengan wanita asli Banjarmasin. Welberg berusia 15 tahun.
Salah satu keuntungan memanggil Welberg ke Timnas adalalah tidak perlu adanya proses naturalisasi. Sebab sang pemain masih berkebangsaan Indonesia.