Analisis

Rafael Struick yang Juga Sama Dahsyatnya Seperti Seblak Rafael 

191
×

Rafael Struick yang Juga Sama Dahsyatnya Seperti Seblak Rafael 

Sebarkan artikel ini
Seblak Rafael Struick

Mungkin orang beranggapan jika seblak adalah suatu jenis kudapan baru. Karena memang baru booming pada pertengahan 2010-an di kota-kota besar Indonesia.

Nyatanya seblak sudah ada sejak lama. Ada yang bilang jika seblak adalah bentuk keprihatinan pada zaman mempertahankan kemerdekaan. Walau ini harus diteliti lebih lanjut seperti kenapa nasi Padang lebih banyak porsinya jika dibungkus karena sebagai bentuk dukungan terhadap para pejuang kemerdekaan yang memesan nasi Padang.

Tapi ada salah satu teori yang mungkin bisa dipercayai. Seblak ada karena melimpahnya kerupuk di Jawa Barat, khususnya Bandung. Karena sayang jika dibuang dan bosan jika digoreng terus, maka muncul cara baru: direbus.

Kini seblak muncul sebagai kudapan favorit baru dengan berbagai macam varian rasa kuah dan topping. Dan yang menjadi ciri khas seblak adalah aroma kencur yang kuat.

Dan yang sedang hits saat ini adalah Seblak Rafael. Dinamakan begitu karena dibuat dan dipopulerkan oleh Rafael, anggota boyband Sm*sh. Kata orang-orang, Seblak Rafael rasanya sangat dahsyat. Mampu membuat cenat-cenut seperti judul single Sm*sh.

Tapi pada laga antara melawan Palestina pada Rabu, 14 Juni kemarin, ada lagi Rafael yang kemunculannya tidak kalah dahsyat dari Seblak Rafael. Siapa lagi kalau bukan .

Penampilan Rafael Struick mengundang decak kagum para pecinta sepak bola. Sama seperti seblak, Rafael Struick pada awalnya tampak tidak menggugah selera. 10 menit awal, Rafael tampak seperti ayam yang kehilangan kepala. 

Rafael masih sedikit grogi. Maklum laga debut. Menit berikutnya, Rafael seperti menyalak. Persis seperti seblak kuah pedas yang membuat mulut penikmatnya kepanasan namun masih tetap ingin menyuapi lagi mulutnya dengan kudapan tersebut 

Work rate pemain berusia 20 tahun ini sungguh luar biasa. Rafael seperti memberikan jawaban seperti apa pemain depan yang diinginkan oleh Shin Tae-yong saat sebagian orang heran kenapa Ramadhan Sananta dipinggirkan.

Rafael mampu membuka ruang di lini belakang lawan. Giringan bolanya boleh dibilang biasa saja. Tapi Rafael paham kapan harus berlari kencang dan kapan harus pelan-pelan saja. Dia juga tidak langsung panik saat lawan menguasai bola.